Senin, 21 September 2015

BERBICARA ATAU MENDENGARKAN



.......baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu... (Amsal 1:5)


  Amsal 1:1-7

    1  Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel,
    2  untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata
      yang bermakna,
    3  untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran,
      keadilan dan kejujuran,
    4  untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman,
      dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda--
    5  baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah
      orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan--
    6  untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang
      bijak.
    7  Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang
      bodoh menghina hikmat dan didikan.



Kebaktian Minggu pagi berakhir, seorang anak laki-laki berkata pada ibunya, "Bu, Nanti aku mau menjadi pendeta saja." Ibu bertanya, "Mengapa kamu memutuskan begitu?" Anak itu menjawab, "Sebab aku yakin, sampai aku dewasa Ibu akan mengharuskanku ke gereja setiap Minggu. Nah, aku sudah mempertimbangkan dan memutuskan, lebih enak bagiku untuk berdiri dan berteriak-teriak dari podium, daripada aku harus duduk dan mendengarkan saja." Ha, ternyata ia ingin menjadi pendeta, hanya karena ia keberatan untuk mendengarkan!


Amsal hari ini mengingatkan akan pentingnya mendengarkan didikan hikmat, khususnya hikmat dari Tuhan, yang memberi kebijaksanaan. Ini seperti permintaan Salomo ketika ia hendak dinobatkan menjadi raja, "Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara..." (1 Raj. 3:9). Kata "faham" ini berasal dari akar kata "mendengar dengan penuh perhatian". Artinya, mendengar setiap tuntunan dan didikan Tuhan, yang tak pernah menyesatkan.


Mendengar memang bukan perkara mudah. Lebih enak rasanya berbicara daripada mendengar. Lebih enak mengkritik atau mengomentari daripada dikritik ataupun dikomentari. Dalam mendengar diperlukan kerendahan hati untuk diarahkan dan dibentuk. Dalam mendengar harus ada pengendalian diri.   ketika Salomo rela mendengar nasihat Tuhan di setiap langkah, ia pun menjadi bijak di setiap tindakan. 



      JADIKAN TELINGAKU YANG SIAP MENDENGAR SETIAP HIKMAT TUHAN
            UNTUK MENUNTUNKU UNTUK MELANGKAH DENGAN BENAR.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar