Senin, 15 September 2014

Menjadi Berkat untuk Orang Lain Itu Menyenangkan






Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kol 3:23

 
Apabila saya masih memiliki tenaga, waktu, dan dana untuk menolong orang yang membutuhkan mengapa seringkali saya menunda melakukannya dengan beribu alasan?


Apabila Bapa di sorga sudah mengampuni kesalahan saya, mengapa saya masih mengeraskan hati menyimpan kesalahan orang lain terhadap saya? 

Apabila saya bisa tersenyum dan ramah pada setiap orang, bahkan orang yang membenci saya, mengapa saya memilih untuk cemberut dan bersikap kasar?

Apabila menelepon orang tua dapat membuat mereka merasa diperhatikan, mengapa terkadang saya malas melakukannya?

Apabila hidup saya dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang, mengapa harus saya sia-siakan?

Apabila yang ada pada saya lebih dibutuhkan oleh orang lain, mengapa saya tidak mau melepaskannya?

 Apabila saya bisa menjadi berkat untuk orang lain dan itu menyenangkan Tuhan, mengapa tidak saya mulai lakukan dari sekarang? 

Apabila perkataan saya bisa membuat orang yang mendengarnya bahagia mengapa saya harus mengeluarkan kata-kata yang tidak baik? 

Rabu, 10 September 2014

Siapa Sebenernya Penulis Alkitab?




sumber :  Sahabat Doa


Alkitab itu firman Tuhan or dengan kata laen, Alkitab itu buku karangan Tuhan. Loh emang Tuhan bisa nulis buku gitu? Why not?!
Di Perjanjian Lama aja ada cerita kalo Tuhan sendiri menulis dua buah loh batu dengan tanganNya sendiri (Keluaran 31:18).
Tapi uniknya buat proyek nulis Alkitab, Tuhan mempekerjakan banyak ‘sekertaris pribadi’, kurang lebih ada 40 orang (banyak banget ya…) dan yang uniknya lagi, ‘sekertaris pribadi’-nya Tuhan ini nggak hidup pada zaman yang sama. Ada yang hidup di zaman dunia purba sampe ada yang hidup di zaman modern jadi kira-kira ada rentang waktu 1500 tahun.
Jadi kalo dibilang Alkitab itu bukan firman Tuhan karena nggak ditulis langsung sama Tuhan ya nggak bener, karena gimana pun juga Tuhan yang punya inisiatif buat nulis Alkitab cuma Dia nyuruh ‘sekertaris pribadi’Nya buat nulisin Alkitab buat Dia.

Sekertaris-sekertaris Pribadi Tuhan
Siapa aja sih orang-orang yang mendapat kehormatan menjadi ‘sekertaris pribadi’  Tuhan buat nulisin Alkitab?

Musa
Om yang satu ini emang luar biasa banget. Dari kecil satu sekolah sama anak Firaun, udah gede jadi pemimpin bangsa Israel yang legendaris sampe sekarang. Dia juga yang nulis lima kitab pertama di Alkitab yang dikenal dengan Kitab Taurat. Apa ajah hayo??

Yosua
Pengganti Om Musa ini juga nggak kalah keren. Setelah om Musa meninggal, Yosua nerusin perannya sebagai pemimpin bangsa Israel. Yosua nerusin catatan om Musa tentang keadaan bangsa Israel setelah om Musa meninggal. Tulisan Yosua yang kita kenal sekarang dengan nama kitab Yosua.

Samuel
Ini dia nabi yang sekaligus menjabat sebagai hakim Israel. Om Samuel ini nulis kisah kehidupan orang Israel setelah Om Yosua meninggal sampe ada raja yang terpilih. Dipercaya setelah om Samuel meninggal, nabi Natan nerusin catatan beliau. Kitab yang ditulisnya adalah kitab Samuel, Raja-raja dan Hakim-hakim.

Ezra
Om yang satu ini emang teliti banget. Catatannya tentang perjalanan bangsa Israel kembali ke Kanaan dari Babel, en sejarah singkat bangsa Israel itu lengkap banget. Catatan om Ezra sekarang kita kenal sebagai kitab 1-2 Tawarikh en Ezra.

Nehemia
Ini dia orang yang cinta mati sama bangsanya. Padahal waktu itu Nehemia kerja di istana raja di Babel, punya kedudukan tinggi. Tapi dia rela ninggalin semuanya itu demi ngebangun tembok Yerusalem. Tulisan Nehemia terus jadi kitab Nehemia.

Daud
Ini dia raja Israel yang paling terkenal. Selain sebagai raja Daud juga terkenal sebagai seorang pencipta lagu yang jago. Kita bisa baca karya Daud di kitab Mazmur.

Salomo
Anak Daud ini dikenal sebagai raja paling berhikmat, saking berhikmatnya dia sampai nulis dua kitab berisi wejangan hikmat: Amsal en Pengkhotbah. Selain berhikmat Salomo juga romantis loh. Keromantisan Salomo bisa dibaca di kitab Kidung Agung.

Yesaya
Nabi yang hidup di zaman sebelum dan pas zaman pembuangan bangsa Israel di Babel ini menulis banyak teguran, janji dari Tuhan buat orang Israel. Catatan khotbah Yesaya ini sekarang kita kenal dengan nama kitab Yesaya.

Yeremia
Nabi yang satu ini sering banget nangisin nasib bangsa Israel sampe dia dapet julukan the weeping prophet (nabi yang menangis). Selain nulis kitab yang dikasih judul sama dengan dengan namanya sendiri, dia juga nulis kumpulan doa syafaat en tangisan buat bangsa Israel yang dikasih judul Ratapan.

Yehezkiel
Nabi yang satu ini adalah imam yang ikut dibuang ke Babel. Di Babel, Yehezkiel tetep mengabarkan firman Tuhan yang dia terima. Catatan nubuatan, kisah hidup nabi Yehezkiel ini yang sekarang kita kenal sebagai kitab Yehezkiel.

Mikha
Menurut sejarah, Mikha itu bukan siapa-siapa cuma orang desa biasa. Tapi dari kata-katanya, kita bisa liat kalo Mikha itu orang yang punya hubungan yang erat dengan Tuhan. Mikha nulis kitab yang sama dengan namanya sendiri.

Hosea
Kalo ada pemilihan nabi paling setia, mungkin Hosea yang menang. Bayangin aja, waktu tau istrinya selingkuh Hosea bela-belain nyari istrinya, terus bawa dia pulang lagi. Luar biasa.

Daniel
Daniel, yang nulis kitab yang sama dengan namanya ini, adalah orang Israel yang hidup di Babel waktu zaman pembuangan Babel. Daniel ini orang yang punya posisi penting dalam pemerintahan di kerajaan Babel en Media Persia.

Yoel
Nabi yang satu ini nggak banyak ninggalin keterangan tentang dirinya, tapi kurang lebih dia hidup di zaman raja Yoas. Nabi Yoel nulis kitab yang sama dengan namanya sendiri.

Nahum
Nahum emang nabi yang unik. Kalo ampir semua nabi laen yang ada di Alkitab bicara soal Israel, dia malah ngomongin Niniwe. Nah catatan nubuatan nabi Nahum tentang Niniwe ini kita kenal sekarang sebagai kitab Nahum.

Yunus
Semua anak sekolah minggu pasti tau dong cerita Yunus di perut ikan besar. Nah catatan hidup Yunus ini dijadiin kitab yang dikasih judul sama dengan namanya sendiri.

Habakuk
Nabi yang satu ini emang suka banget nulis buku harian yang isinya doa, dan nubuatan yang dia dapet dari Tuhan. Nah buku hariannya ini yang sekarang kita kenal sebagai kitab Habakuk.

Amos
Nabi yang satu ini emang beda. Dia punya pekerjaan sebagai gembala en pemetik buah anggur, tapi walopun begitu pekerjaannya nggak menghalangi dia buat menyampaikan firman Tuhan. Nah catatan kotbah nabi Amos ini yang kita kenal sebagai kitab Amos sekarang.

Zefanya
Nabi yang satu ini punya keturunan darah biru loh. Dia itu buyutnya Raja Hizkia.
Catatan kotbah en nubutan nabi Zefanya sekarang kita kenal sebagai kitab Zefanya.

Obaja
Nabi yang satu ini emang nggak ninggalin banyak keterangan, tapi pada intinya dia banyak nubuatin tentang kebinasaan Israel. Catatan nubuatan Obaja ini yang kita kenal sebagai kitab Obaja.

Zakharia en Hagai
Ini dia dua serangkai yang kompak banget nguatin bangsa Israel yang baru dateng dari pembuangan di Babel. Dua nabi ini nulis kitab yang dikasih judul sesuai nama masing-masing.

Maleakhi
Nabi yang satu ini tegas banget soal hubungan dengan Tuhan. Catatan kotbah nabi Maleakhi ini yang sekarang kita kenal dengan kitab Maleakhi.

Matius
Bekas pemungut cukai yang jadi murid Yesus ini nulis kisah kehidupan Yesus dan menjadi salah satu dari empat injil.

Markus
Markus yang nulis Injil ini bukan salah satu dari 12 rasul, tapi dia punya hubungan erat dengan 3 rasul besar: Paulus, Barnabas, en Petrus. Kisah kehidupan Yesus yang ditulis Markus kemudian jadi salah satu kitab Injil.

Lukas
Dokter yang seneng nulis ini emang rajin banget. Di sela-sela prakteknya dia sempet-sempetin ngadain penelitian tentang kehidupan Yesus en rasul-rasul setelah Yesus naik ke surga. Lukas ini nulis dua kitab: injil Lukas en Kisah Para Rasul.

Yohanes
Ini dia murid yang paling disayang Yesus diantara dua belas muridnya. Selaen nulis Injil Yohanes, dia juga nulis surat buat gereja mula-mula yang kita kenal dengan kitab ,1-3 Yohanes, en kitab nubuatan akhir zaman, Wahyu.

Paulus
Nah ini rasul yang paling rajin. Selain rajin pergi ke daerah-daerah di Asia buat church planting, dia juga rajin nulis surat buat gereja-gereja yang udah dibangunnya. Total ada 10 kitab yang ditulis Paulus dari kitab Roma ampe kitab Filemon.

Petrus
Ini dia rasul yang paling terkenal gara-gara menyangkali Yesus. Tapi setelah Pentakosta dia jadi orang yang berani memberitakan Injil. Nah surat Petrus buat gereja yang udah dibangunnya itu yang sekarang kita kenal sebagai kitab 1 en 2 Petrus.

Yakobus en Yudas
Dua orang yang nulis kitab yang namanya sama dengan nama mereka sendiri ini bukan dua orang dari dua belas rasul. Mereka berdua ini saudara tiri Yesus. So, siapa bilang kalo Yesus nggak ninggalin pengaruh buat keluarganya?
Selaen nama-nama yang disebutin diatas sebenernya masih ada nama-nama penulis kitab laen di Alkitab yang nggak diketahui. Kayak kitab Ayub en Ester di Perjanjian Lama ato kitab Ibrani di perjanjian Baru. Para ahli aja sampe sekarang masih belon tau dengan pasti siapa yang nulis kitab-kitab itu.

Minggu, 07 September 2014

Janganlah jemu berbuat baik







 sumber: Sahabat Doa



‘Datang dan pergi dengan tangan kosong’. Itulah kalimat yang tepat menggambarkan diri kita sewaktu lahir ke dunia ini dan sewaktu meninggal.

Semua orang berawal dan berakhir yang sama. Perbedaannya bagaimana setiap orang mengisi kehidupan di antara awal dan akhir tsb.

Banyak orang yang ‘lupa’ tentang awal dan akhir ini sehingga sepanjang kehidupan hanya mengejar dan mengumpulkan harta benda.

Menjadi ‘KAYA’ adalah tujuan kehidupan yang baik. Tapi selain menjadi kaya dalam harta benda, menjadi kayalah dalam perbuatan baik.

Di zaman moderen ini, begitu mudah kita mengecek saldo rekening di bank. Demikian juga untuk mengetahui berapa sisa pulsa prabayar kartu HP kita.

Sayangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu menyediakan fasilitas untuk pengecekan instan ‘saldo/pulsa’ perbuatan kita.

Andaikan fasilitas semacam itu tersedia, kita bisa happy-happy dulu kalau saldo/pulsa perbuatan baik kita masih berlimpah. Atau segera bergegas kalau posisinya sudah ‘merah’.

Jangan menunggu/menunda untuk berbuat baik karena kita tidak tahu berapa ‘saldo/pulsa’ perbuatan baik kita. Juga kita tidak tahu berapa lama sisa kehidupan kita.

Jangan sampai tertinggal karena ‘kereta kehidupan’ tidak menunggu kesiapan kita.

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." Galatia 6:9

"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." 2 Kor 9:6

Rabu, 03 September 2014

`KASIH`Sebagai Kunci Mempersiapkan Umat Yang Layak Bagi Tuhan

sumber   http://hmministry.com/2014/08/4021/_KASIH_Sebagai_Kunci_Mempersiapkan_Umat_Yang_Layak_Bagi_Tuhan.GBI



Perintah Tuhan kepada kita sebagai gereja-Nya semakin jelas, yaitu untuk mempersiapkan bagi Tuhan suatu “Umat yang layak bagi-Nya.” Ini suatu kehormatan yang Tuhan berikan, suatu kepercayaan yang besar. Mari kita terima perintah Tuhan ini sebagai sebuah “Kebenaran” yang harus dilakukan dengan tepat, seperti respon Nuh yang di perintahkan Tuhan untuk membangun bahtera. Alkitab menyatakan: “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” (Kejadian 6:22). Karena Nuh taat maka ia selamat. Demikian juga kita; jika kita mau selamat dan masuk surga, kitapun harus merspon perintah Tuhan tersebut. Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21)

Agar bisa mempersiapkan umat yang layak maka kita yang harus terlebih dahulu memiliki kualitas hidup sebagai umat yang layak bagi Tuhan. Kunci agar kita bisa memiliki kualitas hidup sebagai umat yang layak adalah hidup dalam KASIH, artinya kita sudah menerima Kasih Allah dan kita mengasihi sesama kita. Yesus Kristus berkata, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 19:19), artinya jikalau kita membenci sesama karena kita tidak menyukai mereka, bagaimana kita bisa mempersiapkan umat yang layak bagi-Nya? Tanpa kasih, kita tidak berguna sebab kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, dan Alkitab menyatakan barangsiapa tidak mengasihi maka ia tetap di dalam maut. Kita tidak bisa disebut sebagai anak-anak Allah, tidak perduli pengalaman rohani apapun yang telah kita alami atau banyaknya gereja yang telah kita hadiri dan seberapa tingginya jabatan kita di gereja, Firman Tuhan menyatakan, “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8)
Apabila kita beragama Kristen namun kita tidak mengenal Allah karena kita tidak mengasihi sesama, maka sesungguhnya kita tidak bisa dikategorikan sebagai murid Kristus sebab Yesus berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34-35). Namun jika kita tidak mau mengasihi, Yesus berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23). Mari kita introspeksi diri kita , apakah kita masing-masing mau mengasihi sesama?
KASIH ITU SABAR
Kasih yang sabar bertahan, kasih yang sabar tidak pernah bosan dan lelah menunggu. Kasih yang sabar tidak pernah menyerah terhadap seorang anak yang suka bohong, yang kecanduan minuman keras atau anak yang memberontak. Kasih yang sabar bertekun dalam suatu pernikahan tanpa cinta. Kasih yang sabar mengatupkan rahangnya dan tetap berpegang pada harapan yang tak pernah pudar untuk hari depan yang lebih baik. Sayangnya, banyak di antara kita tidak dapat memahami pribadi Tuhan yang begitu Mahakuasa namun juga panjang sabar. Saat Tuhan tidak melakukan apa yang kita inginkan, kita menjadi gelisah dan cerewet. Kita harus belajar prinsip ilahi tentang sifat Tuhan ini; Penundaan Tuhan bukanlah penolakan. Mungkin ketika kita melihat ada kecurangan, ada ketidak-adilan, kita berseru kepada Tuhan dan sepertinya Ia tidak melakukan apa-apa, lalu kita berteriak, “Engkau tidak mengasihi ku!” atau “Di mana Engkau Tuhan, saat aku membutuhkan-Mu?” Kita harus tahu bahwa salah satu ciri daripada kasih Tuhan adalah lambat untuk marah, Ia panjang sabar. Lihatlah kesabaran-Nya dalam rencana keselamatan. Allah mengutus Musa kepada bangsa Israel, dan ditolak. Allah mengutus para nabi, dan mereka dilempari batu. Lalu Allah mengutus Yesus Kristus bukan dengan berjalan seperti seorang panglima tertinggi yang tidak boleh di jamah, bukan sebagai pribadi yang haus akan kekuasaan dan bukan juga seorang yang sibuk dengan pencitraan untuk diri-Nya. Yesus lahir di palungan, di tempat yang sangat sederhana namun Ia bertumbuh sebagai seorang Anak yang punya integritas, sifat Allah yang penuh Kasih begitu melekat pada diri-Nya. Dia menjamah orang-orang yang sakit kusta yang justru tabu untuk dijamah. Ia merangkul dan menolong orang-orang yang terbuang dari masyarakat. Ia membasuh kaki para murid-Nya yang kotor di ruang atas pada jam-jam terakhir dari hidup-Nya. Juru Selamat dunia itu mengizinkan tentara Herodes menampar dan meludahi-Nya, mengolok-olok, mengenakan mahkota duri di kepala-Nya dan memakukan kaki dan tangan-Nya di sebuah salib Romawi yang keji di Golgota di luar Yerusalem. Mengapa Allah mengizinkan ini terjadi? Karena Kasih Allah itu sabar. Seberapa sabarkah kita terhadap diri kita sendiri dan orang-orang lain? Saya percaya, jika Kasih Allah itu sudah kita alami dan tinggal di dalam kita, maka kita juga mampu mengasihi dengan kasih yang sabar.
KASIH ITU MURAH HATI
Kemurahan hati adalah kasih yang bertindak! Kemurahan hati adalah kemampuan untuk mengasihi sesama lebih dari yang pantas mereka terima. Seringkali kita berkata: “Saya mau lakukan yang besar untuk Tuhan,” apakah kita mau bermurah hati kepada anak-anak-Nya? Ketika kita mengetahui ada seorang suami meninggalkan isteri dan anak-anaknya yang masih kecil dalam kesulitan ekonomi,  lalu si isteri bekerja keras untuk membesarkan anak-anaknya dan tidak lama kemudian si isteri itu meninggal dunia. Bagaimana dengan anak-anaknya? Apakah kita hanya bisa bilang: “Kasihan ya” tanpa ada tindakan apa-apa? Atau ketika kita tahu ada puluhan juta orang miskin, orang sakit, orang yang teraniaya di negeri, apakah kita hanya sibuk mengkritik dan menyalahkan pemerintah tanpa kita bertindak menolong mereka. Coba kita cari tahu, ada berapa banyak orang miskin, orang yang menderita di gereja kita masing-masing? Lalu, setelah kita mengetahuinya; apa yang akan kita lakukan? Lonceng bukanlah lonceng sampai kita membunyikannya, lagu bukanlah lagu sampai kita menyanyikannya. Kasih yang ada di dalam hati kita tidak ditaruh di sana begitu saja, kasih bukanlah kasih sampai kita memberikannya karena: “Kasih itu murah hati.”
KASIH ITU TIDAK CEMBURU
Banyak terjadi perpecahan dalam rumah tangga, perpecahan dalam hubungan pertemanan, perpecahan dalam tubuh gereja dan lain-lain yang penyebabnya adalah cemburu dalam pengertian: iri hati. Pada umumnya seseorang akan mengkritik orang lain yang secara diam-diam ia cemburui. Saat kita merasa iri berarti kita siap menuai masalah, sebab kasih sejati itu tidak cemburu, tidak iri hati, dan tidak posesif. Saul tidak bisa mengendalikan rasa cemburunya pada Daud dengan bijak, padahal ia lebih tua dan dewasa. Saul tidak bisa menerima ketika Daud berhasil mengalahkan orang Filistin, dan perempuan-perempuan dari segala kota Israel menyanyi sambil menari-nari dengan bersuka ria dengan memukul rebana sambil berkata, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Hal itu membangkitkan amarah Saul, karena perkataan itu sangat menyebalkan hatinya. Saul berpikir, “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” (1 Samuel 18:8)
Sejak hari itu Saul selalu mendengki Daud, karena iri hati. Lalu ia mempergunakan kekuasaannya sebagai raja untuk membunuh Daud dengan menempatkan Daud pada tugas-tugas sulit yang taruhannya adalah nyawa Daud. Tapi Tuhan selalu menyertai dan melindungi. Alkitab mencatat, sejak saat Saul cemburu pada Daud hingga matinya, ia terus membenci Daud dan terus mencoba membunuh Daud. Saul dikuasai oleh kemarahan luar biasa karena gagal membunuh Daud. Hari-harinya dilewati dengan memikirkan bagaimana caranya membunuh Daud, tragis sekali. Semuanya berawal dari rasa iri dan cemburu yang merupakan kemarahan karena tidak memiliki apa yang orang lain miliki. Tapi kemudian berkembang menjadi kemarahan luar biasa dan tak terkendali. Malah kehidupan Saul dikendalikan oleh kebencian dan kemarahannya terhadap Daud. Apakah kita iri melihat orang tua kita lebih memperhatikan saudara kita? Apakah kita rela melihat bawahan kita lebih populer dari pada kita? Bisakah kita bersuka cita melihat seseorang yang baru memulai pelayanan tapi wilayah pelayanannya lebih luas dari pada kita? Kasih itu tidak cemburu.
KASIH ITU SANTUN
Kasih itu tidak pernah kasar, kasih itu tidak berlaku tidak senonoh. Ada seorang Kristen dan sudah di baptis Roh Kudus, mempunyai jabatan tinggi di gerejanya, tetapi ketika ia marah;  kata-katanya sangat menyakiti orang yang ia marahi. Bisakah dengan begitu kita mempersiapkan umat yang layak bagi-Nya? Apa salahnya menjadi orang yang santun ?
•  Menarik kursi dan mempersilahkan seorang yang lebih tua untuk duduk
•  Membukakan pintu mobil bagi istri; walaupun telah menikah selama dua puluh lima tahun,
•  Menguasai diri untuk tidak  berpakaian yang seronok
Adalah ekspresi  yang alamiah dari kasih yang santun. Kesopanan itu harus diajarkan, tidak didapat seperti suatu virus. Anak-anak di rumah  akan meneladani kesopanan yang kita terapkan;  di dalam masyarakat. Memang saat ini sikap sopan semakin sulit untuk ditemukan namun jika kita mengasihi anak atau cucu kita, maka kita harus mengajarkan kepada mereka untuk bersikap sopan dalam perkataan, perbuatan dan berpakaian dengan memberikan teladan. Kesopanan dapat menjadi suara kasih yang terjelas, karena kasih “tidak melakukan yang tidak sopan.”
KASIH ITU SETIA
Rasul Paulus menulis: “Kasih .... tidak mencari keuntungan diri sendiri.“ (1 Korintus 13:5). Kasih itu tidak bersikeras memaksakan caranya sendiri, karena kasih sejati itu tidak mengejar keuntungan dan keunggulan pribadi. Kisah Rut dan Naomi dalam Perjanjian Lama merupakan tanda puncak kesetiaan dalam Firman Allah. Rut adalah seorang kafir namun ia mendukung ibu mertuanya, Naomi di perbatasan Yehuda; sementara mereka akan masuk ke Betlehem yang artinya adalah rumah roti dan pujian.
Saat Rut melangkah masuk ke perbatasan itu, ia sedang berpindah ke dalam masyarakat Yahudi tanpa harapan untuk menikah lagi karena bangsa Yahudi tidak menikah dengan orang kafir. Namun saat itu Rut mengungkapkan sikap kesetiaan yang unik kepada ibu mertuanya, dengan mengetahui bahwa ia tidak bisa mengharapkan apapun di masa depan. Ia berkata: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” (Rut 1:16-17)
Itulah ekspresi kesetiaan! Dan saat ini kesetiaan sudah merupakan hal yang “langka”. Apakah kita berbuat baik kepada orang lain karena ada keuntungan pribadi atau karena mengasihi mereka secara tulus? Banyak rakyat kecewa karena sikap pejabat yang mencari keuntungan pribadi dan tidak setia kepada amanat rakyat. Bulan Agustus ini adalah bulan yang penting bagi bangsa Indonesia, karena pada tanggal 17 Agustus 2014 genap 69 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka sebagai suatu bangsa. Memang sebagai suatu bangsa, kita sudah merdeka, namun pertanyaannya apakah bangsa ini sudah  betul-betul sudah merdeka dari dosa? Merdeka dari kepahitan, kebenciaan, tawar hati, putus asa, ketakutan, pornografi, kehidupan seksual yang menyimpang seperti; gay, lesbian, transgender dan kebiasaan buruk lainnya?
Apakah kita sungguh-sungguh mau melayani bangsa ini agar merdeka dari dosa dan kebiasaan-kebiasaan buruk? Kekristenan tanpa kasih merupakan suatu “okultisme” lain, dan ketahuilah bahwa dunia tidak perduli dengan apa yang kita ketahui sampai mereka tahu bahwa kita perduli. Kasih tidak memiliki buku yang berisi daftar catatan tentang dosa dan kegagalan orang-orang lain, karena kasih mengampuni tanpa syarat dan sepenuhnya. Memang kasih sejati tidak selalu memiliki akhir yang bahagia, kasih sejati tidak memiliki akhir. Namun tetaplah mengasihi, karena “Kasih” adalah kunci untuk mempersiapkan “Umat yang layak bagi-Nya.” Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, amin! (FM)