Selasa, 19 April 2016

~ EMPAT PRINSIP BERKAT ~








By: Pdt. Sapta J. Tandi (Gembala Sidang GBI MPI, Palembang )
Alkitab mengajarkan bahwa kita seharusnya menggunakan "berkat-berkat kita" untuk memberkati orang lain:
1. Berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada kita harus mengalir ke orang lain
Alkitab mengajarkan bahwa kita diberkati bukan cuma sekedar agar kita merasa lebih baik, bukan cuma sekedar agar kita lebih bahagia dan lebih nyaman, tetapi supaya kita bisa memberkati atau menolong orang-orang lain.
Allah berkata kepada Abraham: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan MENJADI BERKAT." (Kejadian 12:2)
Allah memberkati Abraham supaya Abraham mengalirkan berkata itu kepada orang lain ...
Itulah yang disebut: " Masterpiece for Masterplan "
Anda dijadikan sebagai Maha Karya ciptaan-Nya untuk tujuan mewujudkan Rencana-Nya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa; menolong orang lain mewujudkan impian mereka; menjadikan semua bangsa murid Kristus ...
Prinsip pertama dari berkat Tuhan adalah berkat itu harus mengalir keluar ...
2. Ketika kita memberkati orang lain, Tuhan akan memelihara hidup kita
Prinsip kedua dari berkat Tuhan adalah apabila kita menaruh perhatian penuh untuk memberkati atau menolong orang lain, maka Tuhan akan mencukupi semua kebutuhan kita.
Tuhan Yesus berkata, " Sesungguhnya setiap orang yang
karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa itu juga dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal ."
(Lukas 18:29-30)
Ketika kita memperhatikan kebutuhan orang lain, Tuhan akan mengambil alih semua masalah dan kesulitan hidup kita. Dia mengatasi masalah dan kesulitan kita jauh lebih baik dibanding kita sendiri yang mengatasinya.
Ketika kita menaruh perhatian untuk memberkati hidup orang lain, maka Tuhan akan memberikan imbalannya sekarang ini juga dan kita akan menerima hidup yang kekal. Itulah yang berkat sejati.
Alkitab berkata, " Orang yang murah hati berbuat baik kepada
diri sendiri . .." (Amsal 11:17 )
3. Ketika kita memberkati orang lain maka kita diberkati kembali
Semakin banyak kita memberkati orang lain; semakin banyak kita menolong orang lain; semakin banyak pula Tuhan akan memberkati hidup kita.
Di dalam Lukas 6:38 Tuhan Yesus berkata, " Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncangkan dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu ."
Prinsip berkat yang ketiga adalah Semakin banyak kita mencoba untuk memberkati orang lain di sekitar kita, maka semakin Tuhan akan berkata: " Aku akan mencurahkan berkat ke atas hidupmu dengan berlimpah-limpah ."
4. Semakin banyak kita diberkati Tuhan, Dia mengharapkan kita menolong lebih banyak lagi orang lain
Yesus berkata, "... Setiap orang yang kepadanya banyak diberi,
dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut ." (Lukas 12:48)
Prinsip berkat Tuhan keempat adalah semakin banyak kita diberikan, semakin banyak kita dipercayakan maka sesungguhnya semakin besar tanggung jawab yang dituntut oleh Tuhan.
Kita harus mempertanggungjawab kan semua pemberian Tuhan, kita harus mengerti bahwa jika kita telah diberkati lebih banyak dari pada orang lain di sekitar kita, hal itu berarti bahwa Tuhan punya tujuan agar kita peduli dan memperhatikan orang lain ...
" Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat ." (2 Korintus 5:10).
Tuhan Yesus memberkati anda selalu.

Senin, 29 Februari 2016

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA





“ Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.” 1 Samuel 8:3

Di zaman sekarang ini, lebih-lebih di kota besar, kenakalan anak-anak muda kian menjadi-jadi: terlibat dengan obat-obatan terlarang (narkoba), pergaulan bebas (free sex), perkelahian antarpelajar, geng motor, geng nero dan masih banyak lagi. Banyak anak muda bersikap manis dan penurut saat berada di rumah, namun berubah 180 derajat menjadi anak-anak yang brutal ketika bergaul dengan teman-temannya di luar rumah. Hal ini harus benar-benar menjadi perhatian yang serius bagi para orangtua. Kita harus tahu dengan siapa anak-anak kita bergaul, buku apa yang mereka baca, tontonan apa yang mereka lihat dan sebagainya.

Firman Tuhan mengingatkan, “ Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33). Penulis Amsal juga berkata, “ Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang .” (Amsal 13:20).

Keberadaan anak-anak adalah tanggung jawab penuh orangtua. Anak-anak yang nakal dan hidup seenaknya sendiri akan menimbulkan kepedihan hati orangtua.

Samuel, nabi dan juga hakim Israel yang dipakai Allah secara luar biasa, di masa tuanya melihat fakta yang menyedihkan, anak-anaknya hidup dalam ketidakbenaran; mereka tidak hidup seperti ayahnya; “...mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.” (1 Samuel 8:3). Contoh lain adalah imam Eli, yang juga memiliki anak-anak yang memberontak, bahkan Alkitab menulis: “ Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan Tuhan,” (1 Samuel 2:12).

Reputasi baik orangtua tidak menjadi jaminan anak-anaknya akan menjadi baik pula, terkadang malah sebaliknya. Bukankah banyak kasus terjadi, anak-anak 'bermasalah' justru berasal dari kalangan orang berada, yang berlimpah uang dan kekayaan ?

Sebelum semuanya terlambat, hai para orang tua, “ Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6)

Didiklah dengan baik sesuai firman Tuhan sejak dini, maka anak-anak kita akan menjadi orang yang takut akan Tuhan di kemudian hari !

Tuhan Yesus memberkati anda selalu.

Senin, 15 Februari 2016

HATI ADALAH JIWA






sumber: sahabat doa
Seorang pria tertelungkup di tengah lapangan yang luas di bawah teriknya sinar matahari, dengan tas disampingnya. Lalu segerombolan orang menghampiri dan memeriksa keadaan pria tersebut. Meninggal, kata salah satu orang gerombolan tersebut. Mereka kemudian sepakat membuka tas disamping pria itu dan mencari tahu apa yang sebenarnya yang terjadi. Ternyata mereka semua berpikiran sama, andai tas itu terbuka sesaat sebelumnya, maka pria tersebut mungkin tidak meninggal dalam keadaan seperti ini.
Apakah isi tas itu? Ternyata isi tas itu adalah parasut.
Parasut itu gagal terbuka pada saat si pria melakukan terjun payung. Memang sangat menyedihkan dan naas. Parasut yang tidak begitu besar menjadi penentu keselamatan jiwa para penerjun payung.
Begitu jugalah dengan hati kita. Hati hanya akan berfungsi jika dalam keadaan terbuka. Hati akan menjadi penyelamat kita.
Kita akan menyerap petunjuk lebih mudah, menerima hidayah lebih mudah dan berperilaku lebih mulia. Jangan biarkan hati tertutup dengan butir-butiran kotoran hati, yang akan kian menebal jika tidak segera dibersihkan.
Oleh karena itu: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Ams 4:23
Perhatikanlah hatimu karena ia akan menjadi fikiranmu
Perhatikanlah fikiranmu karena ia akan menjadi perkataanmu
Perhatikanlah perkataanmu karena ia akan menjadi perbuatanmu
Perhatikanlah perbuatanmu karena ia akan menjadi kebiasaanmu
Perhatikanlah kebiasaanmu karena ia akan menjadi karaktermu
Dan...
Perhatikanlah karaktermu karena ia akan menjadi lintasan hatimu.
Semuanya kembali ke diri kita masing-masing. Tanyakan pada diri sendiri apa yang akan terlintas dalam hati kita pada saat ini, saat itu, dalam keadaan ini, dan jika berada dalam keadaan itu.
Dengan pertolongan Tuhan dan dengan senantiasa merenungkan firmanNya, maka kita akan sanggup menjaga hati kita.
Yang setuju katakan "AMIN".
Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 01 Februari 2016

KEKURANGAN BUKAN ALASAN





sumber: sahabat doa


Emmanuel "Manny" Yarbrough pernah merasa minder dengan tubuhnya yang begitu besar. Wajar saja, dengan tinggi 2 meter dan berat badan 350 kg, siapa yang tidak merasa dirinya sebagai orang aneh diantara masyarakat? Akan tetapi, ia tidak mau terus berlarut-larut dalam keterpurukan. Ia memutuskan untuk membuang pikiran negatif tentang dirinya. Ia mulai bangkit dan mencoba untuk menggali potensi yang ada di dalam dirinya. Ia pun mulai mendalami olah raga sumo. Terbukti, olah raga itu sangat cocok dengan tubuhnya yang besar. Setelah bekerja keras dan pantang menyerah, Pria asal AS tersebut telah berhasil menjadi juara dunia amatir Sumo, sekaligus menjadi atlet Sumo paling populer di luar Jepang.

Zakheus, si pemungut cukai kaya di Yerikho yang terkenal dengan tubuhnya yang pendek. Namun kita juga ingat bahwa meski pendek, ia adalah orang yang tidak mudah menyerah. Karena begitu ingin melihat Yesus, Alkitab mencatat bahwa ia kemudian melakukan dua hal. Pertama, ia berlari mendahului orang banyak. Kedua, ia memanjat pohon Ara agar dapat melihat-Nya.

Semua orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya. Kadang kala, kita sendiri akan lebih mudah melihat kekurangan diri kita dari pada kelebihan yang kita miliki. Demikian halnya, bagi orang lain, kekurangan sesorang seringkali akan lebih mudah terlihat ketimbang kelebihan.

Kesalahan yang sering terjadi adalah kita hanya sekedar melihat kekurangan kita dan berhenti pada menyesali, atau sekedar meminta orang lain untuk memakluminya. Bukan sikap seperti itu yang dimiliki Zakheus. Zakheus tidak protes atau meratapi kondisi tubuhnya, tetapi ia mau bertindak yaitu berlari dan memanjat. Berlari bebicara tentang bertindak lebih cepat. Memanjat adalah untuk berada di tempat lebih tinggi.

Belajar dari Zakheus, jika kita ingin sukses didalam hidup, dibutuhkan lebih dari sekedar menyadari apa kelemahan kita, tetapi terlebih juga menyadari apa kelebihan kita.

Melakukan lebih dari yang diharapkan, itulah kunci sukses.

Jangan biarkan kekurangan kita mengurangi keberhasilan kita.

" Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ."
( Lukas 19 : 4 )

Tuhan Yesus memberkati anda selalu.

Rabu, 06 Januari 2016

PDT DR IR NIKO NJOTORAHARDJO : "Mata Yang Fokus Kepada Tuhan Yesus"

Mata Yang Fokus Kepada Tuhan Yesus
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” Ibrani 12:2
Tahun 2015 telah berlalu, goncangan dan badai telah kita lewati. Goncangan itu begitu nyata. Kita telah melihatnya terjadi baik di dalam negeri apalagi di luar negeri, khususnya Timur Tengah, itu berlangsung dengan hebat. Media televisi, koran, internet, semua membeberkan apa yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia. Hal yang mengerikan bagi peradaban menusia yang merusak dan menghancurkan, sedang berlangsung di depan mata kita. Ini memang tanda akhir zaman yang begitu nyata. Namun tuaian yang besar dari jiwa-jiwa yang diselamatkan juga sedang berlangsung dengan ajaib. Betapa pentingnya hari-hari ini untuk kita terus fokus memandang kepada Tuhan Yesus yang memimpin iman kita kepada kesempurnaan dalam melewati semua itu.
Kita yang terus fokus kepada Tuhan meraih kemenangan dari Tuhan melewati goncangan itu. Tuhan telah menetapkan kita menjadi lebih dari pemenang. Di tahun yang baru kemenangan yang lebih besar akan kita raih. Berjalan di tahun 2016, kita harus memenangkan pertandingan iman. Karena itu kita harus menjaga mata yang terus fokus memandang kepada Yesus sepanjang perjalanan menempuh tahun ini.
Ketika tinggal dalam hadirat Tuhan dan fokus kepada Tuhan, apapun yang kita hadapi di tahun 2016, baik goncangan, badai, tantangan, maupun peninggian/promosi dan berkat yang mengagetkan, itu tidak akan membuat kita kalah dan jatuh, melainkan membuat kita mengenal Tuhan lebih dalam melalui perbuatan-Nya yang ajaib menolong kita. Tinggal tenang dan hati yang beristirahat di dalam hadirat-Nya menjadikan kita kuat dan berkemenangan. (Yesaya 30:15)
Firman Tuhan memberikan banyak contoh dari orang yang terus berfokus kepada Tuhan. Mereka mengalami campur tangan Tuhan yang ajaib saat menghadapi persoalan yang nampaknya sulit. Elisa, Yosafat dan Daud adalah contoh orang-orang di antaranya.
Elisa tinggal tenang ketika dikepung oleh pasukan kerajaan Aram. Sementara Gehazi bujangnya ketakutan melihat tentara musuh yang mengepung mereka, Dengan penuh kemantapan dia menjawab Gehazi, “terlebih besar yang menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” Lalu Elisa berdoa supaya mata Gehazi dicelikkan, maka nampaklah pasukan tentara sorga dengan kereta berapi yang begitu banyak menyertai dan melindungi mereka. Hasilnya, Allah yang turun tangan, pasukan musuh yang begitu besar menjadi tawanan yang kemudian dibawa oleh Elisa ke hadapan raja Israel. (2 Raja-raja 6:16-23)
Yosafat tinggal tenang ketika dikepung oleh tiga bangsa yang kuat, bangsa Moab, Amon dan Meunim. Dari awalnya ketakutan karena menghadapi masalah yang melampaui kemampuannya, ia kemudian menjarahi semua musuhnya itu. Dalam ketakutannya, dia mencari Tuhan dan menyerukan bani Yehuda berkumpul mencari Tuhan dan berpuasa, menantikan Tuhan di Bait Allah. Itu yang menjadi kunci kemenangan Yosafat; seperti yang dinubuatkan oleh Yahaziel bin Zakharia: “….. bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah…” Jadi Tuhan sendiri turun tangan berperang. Yosafat hanya tinggal diam berdiri ditempatnya untuk melihat Allah yang menghancurkan musuh. Yosafat meraih kemenangan yang ajaib. (2 Tawarikh 20:14-25)
Daud tinggal tenang ketika berhadapan dengan Goliat. Sementara tentara Israel ketakutan melihat kepada besarnya postur Goliat, Daud fokus kepada Tuhan. Dari apa yang Daud alami dari perbuatan ajaib Tuhan, Daud tahu apa yang berikutnya Tuhan akan lakukan atas Goliat. Perbuatan-Nya yang lebih dahsyat dinyatakan. (1 Samuel 17: 34-37, 50)
Mereka yang terus tinggal dalam hadirat Tuhan dan fokus memandang kepada Tuhan akan melihat bahwa Tuhan sungguh lebih besar dari masalah yang dihadapi. Akan melihat tangan Tuhan yang melakukan perbuatan ajaib ganti dari ketakutan karena keterbatasan diri dan ketidak mampuannya. Karena itu dalam perjalanan di tahun 2016, kita terus mengejar hadirat Tuhan dengan mata kita yang terus fokus memandang kepada Tuhan Yesus. Maka kita dapat “melihat Tuhan” di dalam setiap situasi yang kita alami, dan melihat apa yang akan Dia lakukan ke depan melalui hidup kita.
Melihat kepada Tuhan artinya ‘melihat’ melalui firman Tuhan. Kita sepakat di hati dengan apa yang Dia katakan tentang diri-Nya, dan perbuatan-Nya atas umat-Nya yang mengandalkan Dia. Firman yang diterangi Roh Kudus menjadi firman yang kita “lihat” dengan mata rohani kita. Roh Kudus yang menyatakan dan meyakinkan roh kita mengenai firman yang kita terima.
Firman-Nya membangkitkan iman. Iman membuat mata kita melihat, bahwa Allah ada bersama kita dan Allah berada diatas persoalan yang kita hadapi (Ibrani 11:6). Melihat dengan iman membuat kita menyadari Allah ada atas masalah kita, selalu bersama kita, menyertai kita, dan menyatakan kebesaran-Nya. Karena itu, untuk bisa fokus kepada Tuhan kita harus mencintai firman Tuhan.
MENCINTAI FIRMAN TUHAN
Hamba Tuhan Marilyn Hickey di akhir Desember 2012 diwawancara dalam sebuah ”talk show” rohani oleh hamba Tuhan Sid Roth. Di usia 81 Tahun hamba Tuhan ini masih giat memberitakan Injil dan KKR di berbagai negara, salah satunya negara Pakistan. Beberapa saat sebelumnya, selain di lapangan terbuka KKR kesembuhan yang dihadiri kalangan non Kristen, dia memberitakan Tuhan Yesus di sebuah masjid di Pakistan, dan di situ seorang imam pemimpin umat disembuhkan dari kebutaan. Ketika ditanya, apakah rahasia keberhasilan pelayanannya, dia menjawab, “Saya selalu memperkatakan firman Tuhan dan merenungkannya, sudah lebih dari 40 tahun saya tetap melakukannya.”
Kita harus menata hati untuk mencintai Firman Tuhan dan haus akan pewahyuan firman-Nya yang segar dan dinamis, lalu memperkatakannya. Firman Tuhan adalah faktor penting sebagai penentu untuk iman yang berkemenangan.
• Firman Tuhanlah yang akan menghadirkan iman akan janji-Nya di hati kita. Dengan iman ini kita memiliki keyakinan untuk meraih yang Tuhan sediakan bagi kita di tahun 2016.
• Firman Tuhan di hati yang menuntun kita melangkah dan bertindak selaras dengan kehendak-Nya.
• Firman Tuhan juga yang menjadikan kita kuat untuk bertekun, sebagai murid Kristus yang setia berjalan bersama-Nya, sampai kita meraih apa yang telah dijanjikan-Nya.
• Firman Tuhan membangkitkan pengharapan sehingga tidak berhenti melangkah oleh hambatan apapun
Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan firman; apa yang difirmankan-Nya terjadi. Ia berkuasa atas segala yang ada. Ketika Dia merancang, maka dia bersungguh-sungguh untuk membuatnya terwujud, ketika berjanji, bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Pegang firman-Nya, dan cintai firman-Nya. Itu akan membuat kita lebih mudah berfokus kepada Tuhan.
PANDANGAN YANG JERNIH KE TAHUN YANG BARU
Kita memandang 2016 dengan optimisme, bahwa Dia Bapa kita yang senantiasa baik bagi kita. Kita harus mengenakan cara pandang yang jernih menjalani musim baru. Cara pandang dalam sorotan terang-Nya membuat kita melihat kebaikan-Nya senantiasa, apapun situasi yang akan kita hadapi, bahkan saat harus melewati kekelaman hidup.
“Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.” Mazmur 36:10
Umat Israel menaklukkan Tanah Perjanjian karena cahaya wajah Tuhan. Cahaya wajah Tuhan gambaran dari hadirat Tuhan dan manifestasi penyertaan-Nya. Tuhan memperhatikan kita secara khusus, wajah-Nya terarah memandang kita, dan perkenanan-Nya ada atas kita. Penyertaan dan hadirat-Nya adalah sumber keberanian yang memberi kemenangan.
Sebab bukan dengan pedang mereka menduduki negeri, bukan lengan mereka yang memberikan mereka kemenangan, melainkan tangan kanan-Mu dan lengan-Mu dan cahaya wajah-Mu, sebab Engkau berkenan kepada mereka. (Mazmur 44:4)
Dalam terang di hadirat-Nya mata kita jadi tercelik. Kita dapat melihat dengan benar apa yang tadinya salah melihat. Cara pandang lama yang gelap, diganti dengan cara pandang baru yang mampu melihat kebaikan-Nya. Paradigma baru kita dapatkan karena ada terang yang menyingkap kegelapan. Kita mengenal, bahwa hanya yang baik yang datang daripada-Nya. (Yakobus 1:17)
Dan apapun masalah yang diizinkan mendatangi kita, adalah karena Dia sedang mau membuat yang baik terjadi atas kita. Inilah pandangan mata yang baik. Kebaikan-Nya akan semakin nyata kita alami di tahun 2016, sehingga kita menjadi saksi yang menyatakan kebaikan Tuhan kepada banyak orang.
JADI KUAT DI DALAM TUHAN
Hal utama untuk dapat berkemenangan atas tantangan adalah kita harus menjadi orang yang kuat di dalam Tuhan, dan di dalam kuat kuasa-Nya. (Efesus 6:10). Kita akan selalu dapat menaklukkan musuh ketika kita kuat. “Kuat” berarti berdiri teguh dengan kokoh saat menghadapi tantangan. Hidup dalam kebenaran yang konsisten membuat kita senantiasa tinggal di dalam Kristus sebagai Gunung Batu kekuatan. Yesus adalah Batu Karang yang kekal. Dia sedang membangun jemaat-Nya kokoh tegak di atas Batu Karang. Yesus adalah Batu Karang rohani sebagai dasar bangunan. (I Korintus 10:4). Di dalam Yesus, kita diubahkan menjadi sama, selaras, sesifat dengan sifat Sang Batu Karang, menjadi bangunan rohani yang kuat. (Efesus 2: 21-22)
Kekokohan Yesus sebagai Dasar dari bangunan yang rohani membuat kita tak tergoncangkan. Karena itu bangun hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan Yesus. Ketika hidup dalam hadirat-Nya, DIA memberi kita kemampuan dalam menaklukkan serangan dan tekanan musuh. Kehadiran-Nya pengurapan-Nya membuat kita memiliki kekuatan dan keberanian menaklukkan tantangan. Karena itu marilah kita mendisiplin diri; memberi waktu untuk membangun keintiman yang konsisten.
BELAJAR DARI TELADAN YOSUA
Perjalanan kita di awal Tahun sejajar dengan yang dialami oleh Yosua dan umat Israel yang siap bergerak untuk merebut Kanaan. Walaupun tantangan yang mereka hadapi besar, tapi justru hal itu terjadi untuk membawa kepada mengalami demonstrasi kuasa Allah yang lebih besar lagi. Tuhan memberi jaminan kepada Yosua untuk dapat menaklukkan negeri Perjanjian. Dan Dia menginginkan respon iman kita.
Dalam Kitab Yosua 1 Tuhan berkata kepada Yosua supaya bersiap untuk merebut Kanaan setelah kematian nabi Musa. Janji Tuhan atas Yosua yang menjamin kemenangan dan berhasil adalah:
1. Setiap tempat yang diinjak oleh kaki Yosua, itu semua Tuhan serahkan jadi miliknya (ayat 3)
2. Tuhan memberikan rincian dari bentangan wilayah Kanaan yang pasti akan Yosua taklukkan (ayat 4)
3. Seorangpun tidak akan ada yang dapat bertahan menghadapi Yosua (ayat 5)
4. Seperti Tuhan telah menyertai Musa, maka demikianlah Tuhan akan selalu menyertai Yosua
Tuhan tidak akan membiarkan Yosua sendirian (ayat 5). Kehadiran Tuhan atas umat-Nya adalah kepastian campur tangan Illahi dalam setiap situasi yang dihadapi umat-Nya. Allah yang akan menunjukkan tangan-Nya yang perkasa, untuk menaklukkan musuh Yosua, dan memberikan jalan keluar yang supra-natural, saat tidak ada jalan untuk melangkah maju. Penyertaan Tuhan adalah jaminan Tuhan bahwa umat-Nya pasti ada jalan dan pasti menang atas situasi yang dihadapi.
Lalu apakah yang Tuhan minta dari Yosua? Yosua harus berteguh hati. Kita akan selalu diminta untuk menanggapi apa yang Tuhan katakan. Tuhan menghendaki kesungguhan dan bulat hati percaya. Tidak boleh ada tawar hati atau kecut hati ketika menghadapi tantangan.
Firman dalam Yosua 1 dari ayat 6 sampai 9 berulang kali Tuhan katakan: kuatkan dan teguhkan hati, kuatkan dan teguhkan hati, dengan sungguh-sungguh kuatkan dan teguhkan hati. Jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan tetap menyertai.
Terus tinggal dalam hadirat Tuhan dan fokus memandang kepada Tuhan, alami Tuhan turun tangan atas setiap situasi yang kita hadapi, dan kita meraih kebaikan-Nya yang ajaib. Amin. (MG)

Sabtu, 02 Januari 2016

BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK

 



 "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-otang lain, tetapi berjaga-jaga & sadar."
 (1Tes 5:6)

Semakin bertambahnya tahun, semakin bertambah pula usia kita; semakin bertambahnya tahun berarti semakin dekat pula hari kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus.

Dalam menghadapi tahun yang baru ini tidak ada kata lain selain kita harus memiliki semangat baru, tekat baru & komitmen yang baru yang bertujuan agar kehidupan kita jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Harus ada perubahan positif diri kita!

Perubahan itu bukanlah sekedar perubahan fisik semata, tetapi haruslah terutama hal kerohanian.
Kalau tahun lalu kita malas  melayani Tuhan, di tahun baru ini mari bertekad untuk bersungguh-sungguh lagi melayaniNya.
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlahrohmu menyala-nyala & LAYANILAH Tuhan."(Rm 12:11), sebab dalam  persekutuan dgn Tuhan jerih payahmu tdk sia
sia."(1Kor 15:58a).

Kalau di waktu lalu kita sayang & tidak selalu hitung-hitunganan bila hendak menabur untuk pekerjaan Tuhan, di tahun ini kita berkomitment memberi yang terbaik.
"Muliakanlah TUHAN dengan  hartamu & dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah & bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."(Ams 3:9-10)

 Hidup adalah perubahan!
Kalau dahulu kita melakukan banyak kesalahan, seharusnya di tahun ini kita belajar untuk tidak  mengulangi kesalahan tersebut, kalai dahulu mudah sekali melihat kekurangan orang  & suka menghakimi, kini belajar untuk selalu mengkoreksi diri.
"Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri & bukan melihat keadaan org lain."(Gal 6:4)

Adalah mustahil kita berubah jika tdk ada kemauan untnk berubah & tidak mau bayar harga. Hidu kita akan berubah bila kita mau diajar, dibentuk & dipimpin Roh Kudus. Saat kita dipimpinNya kita akan dimampukan untuk tidak lagi hidup dalam kedagingan. "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,"(Ef 5:18)

HIDUP KITA AKAN JAUH LEBIH BAIK BILA KITA MAU DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS  SETIAP HARI.