Minggu, 02 Mei 2021

Tujuan Allah: Karakter Kita, Bukan Kenyamanan Kita

od’s Goal: Your Character, Not Your Comfort


BY RICK WARREN —


“Take on an entirely new way of life—a God-fashioned life, a life renewed from the inside and working itself into your conduct as God accurately reproduces his character in you.”

Ephesians 4:22-24 (The Message)


Many religions and philosophies promote the old lie that humans are divine or can become gods. Let me be absolutely clear: You will never become God or even a god.


That prideful lie is Satan’s oldest temptation. Satan promised Adam and Eve that if they followed his advice, they would “be as gods” (Genesis 3:5 KJV).


This desire to be a god shows up every time you try to control your circumstances, your future, and the people around you. But you’re a creature; you will never be the Creator. God doesn’t want you to become a god; he wants you to become godly. He wants you to develop his values, attitudes, and character.


You are meant to “take on an entirely new way of life—a God-fashioned life, a life renewed from the inside and working itself into your conduct as God accurately reproduces his character in you” (Ephesians 4:22-24 The Message).


God’s ultimate goal for your life on Earth is not comfort but character development. He wants you to grow spiritually and become like Christ.


Becoming like Christ does not mean losing your personality or becoming a mindless clone. God created your uniqueness, so he certainly doesn’t want to destroy it. Christlikeness is all about transforming your character, not your personality.


God wants you to develop the kind of character described in the Beatitudes of Jesus (Matthew 5:1-2), the fruit of the Spirit (Galatians 5:22-23), Paul’s great chapter on love (1 Corinthians 13), and Peter’s list of the characteristics of an effective and productive life (2 Peter 1:5-8).


When you forget that character is one of God’s purposes for your life, you will become frustrated by your circumstances. You may wonder, “Why is this happening to me? Why am I having such a difficult time?” One answer is that life is supposed to be difficult! It’s what enables you to grow.


Many Christians misinterpret Jesus’ promise of an abundant life (John 10:10) to mean perfect health, a comfortable lifestyle, constant happiness, full realization of your dreams, and instant relief from problems through faith and prayer.


They expect the Christian life to be easy. They expect heaven on Earth.


This self-absorbed perspective treats God as a genie who simply exists to serve you in your selfish pursuit of personal fulfillment. But God is not your servant. If you fall for the idea that life is supposed to be easy, you will either become severely disillusioned or live in denial of reality.


Never forget that life is not about you! You exist for God’s purposes, not vice versa. Why would God provide heaven on Earth when he’s planned the real thing for you in eternity? Spend your time on Earth preparing for heaven by building your Christlike character.


Talk It Over:


* It’s sometimes difficult to see how God is working on your character in the midst of difficult circumstances. What do you think God wants you to do when you don’t understand how he is working in your life?


* How does an eternal perspective—focusing on the reward of heaven—change how you approach tough times?


* In what ways can your gifts and abilities be more effective when they are aligned with God’s purposes?


Tujuan Allah: Karakter Kita, Bukan Kenyamanan Kita


OLEH RICK WARREN -


”Ambillah cara hidup yang sama sekali baru — hidup yang diciptakan Allah, kehidupan yang diperbarui dari dalam dan bekerja dengan sendirinya ke dalam tingkah lakumu sebagaimana Allah secara akurat mereproduksi karakter-Nya di dalam engkau.”

Efesus 4: 22-24 (The Message/Pesan)


Banyak agama dan filosofi mempromosikan kebohongan lama bahwa manusia itu ilahi atau bisa menjadi dewa. Biar saya perjelas: kita tidak akan pernah menjadi Allah atau bahkan dewa.


Kebohongan sombong itu adalah godaan Setan yang paling tua. Setan berjanji kepada Adam dan Hawa bahwa jika mereka mengikuti nasihatnya, mereka akan "menjadi seperti allah" (Kejadian 3: 5 King James Version/KJV).


Keinginan untuk menjadi dewa ini muncul setiap kali kita mencoba mengendalikan keadaan kita, masa depan kita, dan orang-orang di sekitar kita. Tapi kita adalah ciptaan; kita tidak akan pernah menjadi Pencipta. Allah tidak ingin kita menjadi allah; Dia ingin kita menjadi seperti Allah. Dia ingin kita mengembangkan nilai, sikap, dan karakterNya.


Kita dimaksudkan untuk “mengambilcara hidup yang sama sekali baru — hidup yang diciptakan Allah, kehidupan yang diperbarui dari dalam dan bekerja dengan sendirinya ke dalam tingkah lakumu sebagaimana Allah secara akurat mereproduksi karakter-Nya di dalam engkau”” (Efesus 4: 22-24 The Message).


Tujuan akhir Allah untuk hidup kita di Bumi bukanlah kenyamanan tetapi pengembangan karakter. Dia ingin agar kita bertumbuh secara rohani dan menjadi seperti Kristus.


Menjadi seperti Kristus tidak berarti kehilangan kepribadian kita atau menjadi tiruan yang tanpa pikiran. Allah menciptakan keunikan kita, jadi Dia pasti tidak ingin menghancurkannya. Keserupaan dengan Kristus adalah tentang mengubah karakter kita, bukan kepribadian kita.


Allah ingin agar kita mengembangkan jenis karakter yang dijelaskan dalam Ucapan Bahagia Yesus (Matius 5: 1-2), buah Roh (Galatia 5: 22-23), pasal luar biasa Paulus tentang kasih (1 Korintus 13), dan daftar Petrus tentang ciri-ciri kehidupan yang efektif dan produktif (2 Petrus 1: 5-8).


Ketika kita lupa bahwa karakter adalah salah satu tujuan Allah dalam hidup kita, kita akan menjadi frustrasi dengan keadaan kita. Kita mungkin bertanya-tanya, “Mengapa ini terjadi pada saya? Mengapa saya mengalami saat-saat yang sulit?” Salah satu jawabannya adalah hidup ini seharusnya sulit! Itulah yang memungkinkan kita untuk bertumbuh.


Banyak orang Kristen salah menafsirkan janji Yesus tentang kehidupan yang berkelimpahan (Yohanes 10:10) yang berarti kesehatan yang sempurna, gaya hidup yang nyaman, kebahagiaan yang terus-menerus, realisasi impian kita sepenuhnya, dan bantuan segera dari masalah melalui iman dan doa.


Mereka berharap kehidupan Kristen mudah. Mereka mengharapkan sorga di bumi.


Perspektif yang mementingkan diri sendiri ini memperlakukan Tuhan sebagai jin yang hanya ada untuk melayani kita dalam pengejaran ego kita untuk pemenuhan pribadi. Tapi Tuhan bukanlah hamba kita. Jika kita jatuh pada gagasan bahwa hidup itu seharusnya mudah, kita akan menjadi sangat kecewa atau hidup dalam penyangkalan terhadap kenyataan.


Jangan kita pernah lupa bahwa hidup bukanlah tentang kita! Kita ada untuk tujuan Tuhan, bukan sebaliknya. Mengapa Tuhan memberikan sorga di Bumi ketika Dia merencanakan hal yang nyata untuk kita dalam kekekalan? Mari kita luangkan waktu kita di Bumi untuk menyiapkan sorga dengan membangun karakter kita yang seperti Kristus.


Untuk Kita Renungkan:


* Terkadang sulit untuk melihat bagaimana Tuhan bekerja pada karakter Anda di tengah keadaan yang sulit. Menurut Anda apa yang Tuhan ingin Anda lakukan ketika Anda tidak mengerti bagaimana Dia bekerja dalam hidup Anda?


* Bagaimana perspektif kekal — berfokus pada upah di surga — mengubah cara Anda menghadapi masa-masa sulit?


* Dengan cara apa karunia dan kemampuan Anda menjadi lebih efektif bila sejalan dengan tujuan Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar