Senin, 15 Desember 2014

MUTIARA KEHIDUPAN


Photo: MUTIARA KEHIDUPAN

Ketika Tuhan mengijinkan "pasir-pasir" kehidupan, seperti: dicemooh, dikecewakan, disakiti, dimusuhi, dibenci, diintimidasi bahkan dianiaya dan dibunuh, memasuki "kerang" kehidupan anak-anakNya, janganlah menolaknya dan membalasnya setimpal dengan apa yang diterima, tetapi keluarkanlah "cairan" kasih dan pengampunan serta doa untuk orang-orang yang telah melakukannya. Suatu hari anak-anakNya akan melihat bahwa "cairan" kasih dan pengampunan serta doa yang keluar dan membungkus "pasir-pasir" kehidupan itu akan membentuk sebuah "mutiara" kehidupan yang indah dan berharga. Memang, awalnya begitu mengganggu dan menyakitkan serta membingungkan, namun sering dengan berjalannya waktu hasilnya akan menjadi indah pada waktuNya.

Karena itu biarkanlah Tuhan bekerja menurut kehendak dan waktuNya untuk membentuk "mutiara-mutiara" kehidupan di dalam diri dan kehidupan anak-anakNya. Dengan terbentuknya "mutiara-mutiara" kehidupan tersebut, kehidupan anak-anakNya akan menjadi indah dan berharga di mata semua orang pada umumnya dan secara khusus bagi orang-orang yang telah mencemooh, mengecewakan, menyakiti, memusuhi, membenci, mengintimidasi,menganiaya dan membunuh. Keberadaan dan kesaksian sebagai "mutiara-mutiara" kehidupan yang indah dan berharga dari anak-anakNya akan berdayaguna dan efektif untuk menjangkau dan menarik semua orang di sekitar kehidupan anak-anakNya untuk datang dan percaya kepada Sang Pembentuk Mutiara Kehidupan, yaitu Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan atas diri dan kehidupan mereka.
Tuhan Yesus memberkati

sumber : sahabat doa

Ketika Tuhan mengijinkan "pasir-pasir" kehidupan, seperti: dicemooh, dikecewakan, disakiti, dimusuhi, dibenci, diintimidasi bahkan dianiaya dan dibunuh, memasuki "kerang" kehidupan anak-anakNya, janganlah menolaknya dan membalasnya setimpal dengan apa yang diterima, tetapi keluarkanlah "cairan" kasih dan pengampunan serta doa untuk orang-orang yang telah melakukannya. Suatu hari anak-anakNya akan melihat bahwa "cairan" kasih dan pengampunan serta doa yang keluar dan membungkus "pasir-pasir" kehidupan itu akan membentuk sebuah "mutiara" kehidupan yang indah dan berharga. Memang, awalnya begitu mengganggu dan menyakitkan serta membingungkan, namun sering dengan berjalannya waktu hasilnya akan menjadi indah pada waktuNya.

Karena itu biarkanlah Tuhan bekerja menurut kehendak dan waktuNya untuk membentuk "mutiara-mutiara" kehidupan di dalam diri dan kehidupan anak-anakNya. Dengan terbentuknya "mutiara-mutiara" kehidupan tersebut, kehidupan anak-anakNya akan menjadi indah dan berharga di mata semua orang pada umumnya dan secara khusus bagi orang-orang yang telah mencemooh, mengecewakan, menyakiti, memusuhi, membenci, mengintimidasi,menganiaya dan membunuh. Keberadaan dan kesaksian sebagai "mutiara-mutiara" kehidupan yang indah dan berharga dari anak-anakNya akan berdayaguna dan efektif untuk menjangkau dan menarik semua orang di sekitar kehidupan anak-anakNya untuk datang dan percaya kepada Sang Pembentuk Mutiara Kehidupan, yaitu Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan atas diri dan kehidupan mereka.
Tuhan Yesus memberkati






Sabtu, 13 Desember 2014

Buku yang Terlupakan



sumber: Sahabat Kita

Nats : Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku (Mazmur 119:93)
Bacaan : Mazmur 119:89-104


Suatu kali seorang anak kecil memerhatikan sebuah buku besar berwarna hitam. Buku itu berselimut debu dan ditaruh di sebuah rak yang tinggi. Kemudian dengan penuh rasa ingin tahu ia bertanya kepada ibunya tentang buku itu. Dengan malu sang ibu segera menjelaskan, "Itu Alkitab. Bukunya Allah." Anak itu berpikir sesaat, lalu berkata, "Kalau itu bukunya Allah, mengapa kita tidak mengembalikannya saja kepada Allah? Kan tidak ada lagi seorang pun di sini yang membacanya."

Dalam banyak keluarga, Alkitab nyaris tidak pernah dibaca atau bahkan dipedulikan keberadaannya. Orang membacanya hanya tatkala muncul masalah, penyakit, atau kematian di tengah keluarga. Bahkan pada saat seperti itu pun seseorang bisa jadi masih kebingungan ke mana harus mencari bantuan yang dibutuhkan.

Kapan terakhir kali Anda mengambil Alkitab dan mempelajarinya untuk mendapatkan sukacita, menerima teguran rohani, dan mengalami pertumbuhan rohani? Memang Alkitab adalah bukunya Allah, tetapi Dia tidak ingin buku itu dikembalikan kepada-Nya. Dia ingin agar Anda memiliki, merenungkan, memahami, memercayai, dan menaati pesan yang ada di dalamnya.

Itulah alasan utama mengapa buklet Renungan Harian ini diterbitkan. Setiap artikel renungan di dalamnya bertujuan untuk membantu Anda memahami firman Allah.

Sudahkah Anda membaca bacaan Kitab Suci hari ini? Jika belum, mengapa Anda tidak membacanya sekarang juga? Jangan biarkan Alkitab menjadi Buku yang terlupakan di dalam rumah Anda --RWD

SEMAKIN RAJIN ANDA MEMBACA ALKITAB
SEMAKIN BESAR RASA CINTA ANDA KEPADA "PENULIS"NYA


Rabu, 12 November 2014

SI LEMBUT HATI





"Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5)






Lemah lembut memang menarik simpati, tapi untuk memiliki bumi?
Jangankan untuk memiliki bumi, untuk meraih apa pun, mana mungkin cuma bermodalkan kelemahlembutan? Bukankah dunia berkata bahwa sukses hanya bisa dicapai dengan kemauan keras, kerja keras, bahkan kalau perlu dengan kekerasan, tekad yang menggumpal dan tangan yang terkepal, cuma kelemahlembutan, mana bisa?

Orang yang lemah lembut bukanlah orang yang tidak pernah marah dan tidak bisa marah.
Marah itu manusiawi, juga sesuatu yang Ilahi, Yesus juga pernah murka kepada pemeras dan penipu yang berdagang di halaman bait Allah, Dia murka kepada orang-orang Farisi karena dalam kemunafikan, mereka membuat agama sebagai topeng, penambah beban dan bukan pembawa sukacita bagi manusia!
Jadi persoalannya, bukannya boleh marah atau tidak, tetapi, kapan marah pada saat yang tepat.

Lemah lembut juga berarti dapat menaklukkan tabiatnya, mengendalikan kecenderungan alamiahnya, serta menguasai nalurinya. Karena yang harus dikendalikan adalah sifat-sifat asli, kecenderungaan naluri dan tabiat insaninya sendiri, maka harus ada perubahan yang radikal, sehingga kita walaupun tetap kita, pada saat yang sama juga bukan diri kita yang lama lagi, kita menjadi ciptaan yang baru, seperti kata Paulus.

2 Korintus 5:17
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Perubahan semacam ini hanya bisa dihasilkan oleh anugerah Allah, karya Roh Kudus, karena tidak mungkin dihasilkan dari upaya manusia kita.

Kelemahlembutan juga dipahami sebagai lawan dari keangkuhan serta kebanggaan diri yng berlebih-lebihan, atau dengan kata lain orang yang lemah lembut, dalam kerendahan hatinya menyadari keterbatasan serta kekurangannya.
Orang-orang yang dengan tulus mengatakan, "Di atas awan masih ada awan", mereka adalah orang-orang besar, karena tidak membesarkan diri, merekalah yang disebut Yesus sebagai "si lembut hati"

Selamat belajar menjadi si lembut hati.

Jumat, 03 Oktober 2014

SELALU BERSYUKUR DALAM SEGALA HAL



  1 Tesalonika 5:18
" Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu ".

 


Seorang kakek mengalami gangguan saluran kecing yang
membuat ia tidak bisa buang air kecil. Ketika penyakitnya
makin parah dan kesehatannya makin memburuk, ia terpaksa
menjalani operasi. Operasi sukses dan si kakek kini sudah
bisa buang air kecil lagi.

Menjelang pulang dari rumah sakit, dokter pun memberikan
tagihan biaya operasinya. Saat itu tiba-tiba sang kakek mulai
menangis.

Dokter pun bingung dan bertanya, " Kenapa menangis, kek ?.
Jika biayanya terlalu mahal, kita bisa coba minta keringanan
lagi.....".

Kakek itu menjawab, " Tidak, saya tidak menangis untuk itu,
saya hanya teringat betapa selama 70 tahun sebelum ini,
Tuhan membolehkan saya buang air kecil tanpa mengirimkan
saya tagihan apapun.....".

 



Kita baru merasakan betapa berharganya berkat Tuhan saat
kita sudah kehilangan hal tersebut. Sebaliknya, kita memilih
untuk lebih sering memikirkan apa yang tidak kita miliki, tanpa
menghargai apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.

Kita lebih suka menghitung masalah dari pada menghitung
berkat Tuhan yang sudah kita terima.

Renungkanlah, bukankah ada terlalu banyak hal berharga
yang kita dapatkan secara GRATIS setiap harinya ?.

Kesehatan, Keluarga, Pasangan Hidup, Waktu, kerukunan,
Nafas Kehidupan, Kegembiraan dan terutama keselamatan
yang kita dapatkan di dalam Tuhan.

Semua itu adalah hal-hal yang sesungguhnya tidak dapat
kita beli dengan " Uang ", bahkan tidak bisa kita dapatkan
meski sekeras apapun usaha kita.

Itulah alasan mengapa kita harus selalu bersyukur dalam
segala hal kepada Tuhan, karena Dia sungguh teramat
sangat baik kepada kita.

Kita bersyukur bukan karena kita diberkati, melainkan karena
kita sudah sangat diberkati oleh Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 15 September 2014

Menjadi Berkat untuk Orang Lain Itu Menyenangkan






Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kol 3:23

 
Apabila saya masih memiliki tenaga, waktu, dan dana untuk menolong orang yang membutuhkan mengapa seringkali saya menunda melakukannya dengan beribu alasan?


Apabila Bapa di sorga sudah mengampuni kesalahan saya, mengapa saya masih mengeraskan hati menyimpan kesalahan orang lain terhadap saya? 

Apabila saya bisa tersenyum dan ramah pada setiap orang, bahkan orang yang membenci saya, mengapa saya memilih untuk cemberut dan bersikap kasar?

Apabila menelepon orang tua dapat membuat mereka merasa diperhatikan, mengapa terkadang saya malas melakukannya?

Apabila hidup saya dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang, mengapa harus saya sia-siakan?

Apabila yang ada pada saya lebih dibutuhkan oleh orang lain, mengapa saya tidak mau melepaskannya?

 Apabila saya bisa menjadi berkat untuk orang lain dan itu menyenangkan Tuhan, mengapa tidak saya mulai lakukan dari sekarang? 

Apabila perkataan saya bisa membuat orang yang mendengarnya bahagia mengapa saya harus mengeluarkan kata-kata yang tidak baik? 

Rabu, 10 September 2014

Siapa Sebenernya Penulis Alkitab?




sumber :  Sahabat Doa


Alkitab itu firman Tuhan or dengan kata laen, Alkitab itu buku karangan Tuhan. Loh emang Tuhan bisa nulis buku gitu? Why not?!
Di Perjanjian Lama aja ada cerita kalo Tuhan sendiri menulis dua buah loh batu dengan tanganNya sendiri (Keluaran 31:18).
Tapi uniknya buat proyek nulis Alkitab, Tuhan mempekerjakan banyak ‘sekertaris pribadi’, kurang lebih ada 40 orang (banyak banget ya…) dan yang uniknya lagi, ‘sekertaris pribadi’-nya Tuhan ini nggak hidup pada zaman yang sama. Ada yang hidup di zaman dunia purba sampe ada yang hidup di zaman modern jadi kira-kira ada rentang waktu 1500 tahun.
Jadi kalo dibilang Alkitab itu bukan firman Tuhan karena nggak ditulis langsung sama Tuhan ya nggak bener, karena gimana pun juga Tuhan yang punya inisiatif buat nulis Alkitab cuma Dia nyuruh ‘sekertaris pribadi’Nya buat nulisin Alkitab buat Dia.

Sekertaris-sekertaris Pribadi Tuhan
Siapa aja sih orang-orang yang mendapat kehormatan menjadi ‘sekertaris pribadi’  Tuhan buat nulisin Alkitab?

Musa
Om yang satu ini emang luar biasa banget. Dari kecil satu sekolah sama anak Firaun, udah gede jadi pemimpin bangsa Israel yang legendaris sampe sekarang. Dia juga yang nulis lima kitab pertama di Alkitab yang dikenal dengan Kitab Taurat. Apa ajah hayo??

Yosua
Pengganti Om Musa ini juga nggak kalah keren. Setelah om Musa meninggal, Yosua nerusin perannya sebagai pemimpin bangsa Israel. Yosua nerusin catatan om Musa tentang keadaan bangsa Israel setelah om Musa meninggal. Tulisan Yosua yang kita kenal sekarang dengan nama kitab Yosua.

Samuel
Ini dia nabi yang sekaligus menjabat sebagai hakim Israel. Om Samuel ini nulis kisah kehidupan orang Israel setelah Om Yosua meninggal sampe ada raja yang terpilih. Dipercaya setelah om Samuel meninggal, nabi Natan nerusin catatan beliau. Kitab yang ditulisnya adalah kitab Samuel, Raja-raja dan Hakim-hakim.

Ezra
Om yang satu ini emang teliti banget. Catatannya tentang perjalanan bangsa Israel kembali ke Kanaan dari Babel, en sejarah singkat bangsa Israel itu lengkap banget. Catatan om Ezra sekarang kita kenal sebagai kitab 1-2 Tawarikh en Ezra.

Nehemia
Ini dia orang yang cinta mati sama bangsanya. Padahal waktu itu Nehemia kerja di istana raja di Babel, punya kedudukan tinggi. Tapi dia rela ninggalin semuanya itu demi ngebangun tembok Yerusalem. Tulisan Nehemia terus jadi kitab Nehemia.

Daud
Ini dia raja Israel yang paling terkenal. Selain sebagai raja Daud juga terkenal sebagai seorang pencipta lagu yang jago. Kita bisa baca karya Daud di kitab Mazmur.

Salomo
Anak Daud ini dikenal sebagai raja paling berhikmat, saking berhikmatnya dia sampai nulis dua kitab berisi wejangan hikmat: Amsal en Pengkhotbah. Selain berhikmat Salomo juga romantis loh. Keromantisan Salomo bisa dibaca di kitab Kidung Agung.

Yesaya
Nabi yang hidup di zaman sebelum dan pas zaman pembuangan bangsa Israel di Babel ini menulis banyak teguran, janji dari Tuhan buat orang Israel. Catatan khotbah Yesaya ini sekarang kita kenal dengan nama kitab Yesaya.

Yeremia
Nabi yang satu ini sering banget nangisin nasib bangsa Israel sampe dia dapet julukan the weeping prophet (nabi yang menangis). Selain nulis kitab yang dikasih judul sama dengan dengan namanya sendiri, dia juga nulis kumpulan doa syafaat en tangisan buat bangsa Israel yang dikasih judul Ratapan.

Yehezkiel
Nabi yang satu ini adalah imam yang ikut dibuang ke Babel. Di Babel, Yehezkiel tetep mengabarkan firman Tuhan yang dia terima. Catatan nubuatan, kisah hidup nabi Yehezkiel ini yang sekarang kita kenal sebagai kitab Yehezkiel.

Mikha
Menurut sejarah, Mikha itu bukan siapa-siapa cuma orang desa biasa. Tapi dari kata-katanya, kita bisa liat kalo Mikha itu orang yang punya hubungan yang erat dengan Tuhan. Mikha nulis kitab yang sama dengan namanya sendiri.

Hosea
Kalo ada pemilihan nabi paling setia, mungkin Hosea yang menang. Bayangin aja, waktu tau istrinya selingkuh Hosea bela-belain nyari istrinya, terus bawa dia pulang lagi. Luar biasa.

Daniel
Daniel, yang nulis kitab yang sama dengan namanya ini, adalah orang Israel yang hidup di Babel waktu zaman pembuangan Babel. Daniel ini orang yang punya posisi penting dalam pemerintahan di kerajaan Babel en Media Persia.

Yoel
Nabi yang satu ini nggak banyak ninggalin keterangan tentang dirinya, tapi kurang lebih dia hidup di zaman raja Yoas. Nabi Yoel nulis kitab yang sama dengan namanya sendiri.

Nahum
Nahum emang nabi yang unik. Kalo ampir semua nabi laen yang ada di Alkitab bicara soal Israel, dia malah ngomongin Niniwe. Nah catatan nubuatan nabi Nahum tentang Niniwe ini kita kenal sekarang sebagai kitab Nahum.

Yunus
Semua anak sekolah minggu pasti tau dong cerita Yunus di perut ikan besar. Nah catatan hidup Yunus ini dijadiin kitab yang dikasih judul sama dengan namanya sendiri.

Habakuk
Nabi yang satu ini emang suka banget nulis buku harian yang isinya doa, dan nubuatan yang dia dapet dari Tuhan. Nah buku hariannya ini yang sekarang kita kenal sebagai kitab Habakuk.

Amos
Nabi yang satu ini emang beda. Dia punya pekerjaan sebagai gembala en pemetik buah anggur, tapi walopun begitu pekerjaannya nggak menghalangi dia buat menyampaikan firman Tuhan. Nah catatan kotbah nabi Amos ini yang kita kenal sebagai kitab Amos sekarang.

Zefanya
Nabi yang satu ini punya keturunan darah biru loh. Dia itu buyutnya Raja Hizkia.
Catatan kotbah en nubutan nabi Zefanya sekarang kita kenal sebagai kitab Zefanya.

Obaja
Nabi yang satu ini emang nggak ninggalin banyak keterangan, tapi pada intinya dia banyak nubuatin tentang kebinasaan Israel. Catatan nubuatan Obaja ini yang kita kenal sebagai kitab Obaja.

Zakharia en Hagai
Ini dia dua serangkai yang kompak banget nguatin bangsa Israel yang baru dateng dari pembuangan di Babel. Dua nabi ini nulis kitab yang dikasih judul sesuai nama masing-masing.

Maleakhi
Nabi yang satu ini tegas banget soal hubungan dengan Tuhan. Catatan kotbah nabi Maleakhi ini yang sekarang kita kenal dengan kitab Maleakhi.

Matius
Bekas pemungut cukai yang jadi murid Yesus ini nulis kisah kehidupan Yesus dan menjadi salah satu dari empat injil.

Markus
Markus yang nulis Injil ini bukan salah satu dari 12 rasul, tapi dia punya hubungan erat dengan 3 rasul besar: Paulus, Barnabas, en Petrus. Kisah kehidupan Yesus yang ditulis Markus kemudian jadi salah satu kitab Injil.

Lukas
Dokter yang seneng nulis ini emang rajin banget. Di sela-sela prakteknya dia sempet-sempetin ngadain penelitian tentang kehidupan Yesus en rasul-rasul setelah Yesus naik ke surga. Lukas ini nulis dua kitab: injil Lukas en Kisah Para Rasul.

Yohanes
Ini dia murid yang paling disayang Yesus diantara dua belas muridnya. Selaen nulis Injil Yohanes, dia juga nulis surat buat gereja mula-mula yang kita kenal dengan kitab ,1-3 Yohanes, en kitab nubuatan akhir zaman, Wahyu.

Paulus
Nah ini rasul yang paling rajin. Selain rajin pergi ke daerah-daerah di Asia buat church planting, dia juga rajin nulis surat buat gereja-gereja yang udah dibangunnya. Total ada 10 kitab yang ditulis Paulus dari kitab Roma ampe kitab Filemon.

Petrus
Ini dia rasul yang paling terkenal gara-gara menyangkali Yesus. Tapi setelah Pentakosta dia jadi orang yang berani memberitakan Injil. Nah surat Petrus buat gereja yang udah dibangunnya itu yang sekarang kita kenal sebagai kitab 1 en 2 Petrus.

Yakobus en Yudas
Dua orang yang nulis kitab yang namanya sama dengan nama mereka sendiri ini bukan dua orang dari dua belas rasul. Mereka berdua ini saudara tiri Yesus. So, siapa bilang kalo Yesus nggak ninggalin pengaruh buat keluarganya?
Selaen nama-nama yang disebutin diatas sebenernya masih ada nama-nama penulis kitab laen di Alkitab yang nggak diketahui. Kayak kitab Ayub en Ester di Perjanjian Lama ato kitab Ibrani di perjanjian Baru. Para ahli aja sampe sekarang masih belon tau dengan pasti siapa yang nulis kitab-kitab itu.

Minggu, 07 September 2014

Janganlah jemu berbuat baik







 sumber: Sahabat Doa



‘Datang dan pergi dengan tangan kosong’. Itulah kalimat yang tepat menggambarkan diri kita sewaktu lahir ke dunia ini dan sewaktu meninggal.

Semua orang berawal dan berakhir yang sama. Perbedaannya bagaimana setiap orang mengisi kehidupan di antara awal dan akhir tsb.

Banyak orang yang ‘lupa’ tentang awal dan akhir ini sehingga sepanjang kehidupan hanya mengejar dan mengumpulkan harta benda.

Menjadi ‘KAYA’ adalah tujuan kehidupan yang baik. Tapi selain menjadi kaya dalam harta benda, menjadi kayalah dalam perbuatan baik.

Di zaman moderen ini, begitu mudah kita mengecek saldo rekening di bank. Demikian juga untuk mengetahui berapa sisa pulsa prabayar kartu HP kita.

Sayangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu menyediakan fasilitas untuk pengecekan instan ‘saldo/pulsa’ perbuatan kita.

Andaikan fasilitas semacam itu tersedia, kita bisa happy-happy dulu kalau saldo/pulsa perbuatan baik kita masih berlimpah. Atau segera bergegas kalau posisinya sudah ‘merah’.

Jangan menunggu/menunda untuk berbuat baik karena kita tidak tahu berapa ‘saldo/pulsa’ perbuatan baik kita. Juga kita tidak tahu berapa lama sisa kehidupan kita.

Jangan sampai tertinggal karena ‘kereta kehidupan’ tidak menunggu kesiapan kita.

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." Galatia 6:9

"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." 2 Kor 9:6

Rabu, 03 September 2014

`KASIH`Sebagai Kunci Mempersiapkan Umat Yang Layak Bagi Tuhan

sumber   http://hmministry.com/2014/08/4021/_KASIH_Sebagai_Kunci_Mempersiapkan_Umat_Yang_Layak_Bagi_Tuhan.GBI



Perintah Tuhan kepada kita sebagai gereja-Nya semakin jelas, yaitu untuk mempersiapkan bagi Tuhan suatu “Umat yang layak bagi-Nya.” Ini suatu kehormatan yang Tuhan berikan, suatu kepercayaan yang besar. Mari kita terima perintah Tuhan ini sebagai sebuah “Kebenaran” yang harus dilakukan dengan tepat, seperti respon Nuh yang di perintahkan Tuhan untuk membangun bahtera. Alkitab menyatakan: “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” (Kejadian 6:22). Karena Nuh taat maka ia selamat. Demikian juga kita; jika kita mau selamat dan masuk surga, kitapun harus merspon perintah Tuhan tersebut. Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21)

Agar bisa mempersiapkan umat yang layak maka kita yang harus terlebih dahulu memiliki kualitas hidup sebagai umat yang layak bagi Tuhan. Kunci agar kita bisa memiliki kualitas hidup sebagai umat yang layak adalah hidup dalam KASIH, artinya kita sudah menerima Kasih Allah dan kita mengasihi sesama kita. Yesus Kristus berkata, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 19:19), artinya jikalau kita membenci sesama karena kita tidak menyukai mereka, bagaimana kita bisa mempersiapkan umat yang layak bagi-Nya? Tanpa kasih, kita tidak berguna sebab kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, dan Alkitab menyatakan barangsiapa tidak mengasihi maka ia tetap di dalam maut. Kita tidak bisa disebut sebagai anak-anak Allah, tidak perduli pengalaman rohani apapun yang telah kita alami atau banyaknya gereja yang telah kita hadiri dan seberapa tingginya jabatan kita di gereja, Firman Tuhan menyatakan, “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8)
Apabila kita beragama Kristen namun kita tidak mengenal Allah karena kita tidak mengasihi sesama, maka sesungguhnya kita tidak bisa dikategorikan sebagai murid Kristus sebab Yesus berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34-35). Namun jika kita tidak mau mengasihi, Yesus berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23). Mari kita introspeksi diri kita , apakah kita masing-masing mau mengasihi sesama?
KASIH ITU SABAR
Kasih yang sabar bertahan, kasih yang sabar tidak pernah bosan dan lelah menunggu. Kasih yang sabar tidak pernah menyerah terhadap seorang anak yang suka bohong, yang kecanduan minuman keras atau anak yang memberontak. Kasih yang sabar bertekun dalam suatu pernikahan tanpa cinta. Kasih yang sabar mengatupkan rahangnya dan tetap berpegang pada harapan yang tak pernah pudar untuk hari depan yang lebih baik. Sayangnya, banyak di antara kita tidak dapat memahami pribadi Tuhan yang begitu Mahakuasa namun juga panjang sabar. Saat Tuhan tidak melakukan apa yang kita inginkan, kita menjadi gelisah dan cerewet. Kita harus belajar prinsip ilahi tentang sifat Tuhan ini; Penundaan Tuhan bukanlah penolakan. Mungkin ketika kita melihat ada kecurangan, ada ketidak-adilan, kita berseru kepada Tuhan dan sepertinya Ia tidak melakukan apa-apa, lalu kita berteriak, “Engkau tidak mengasihi ku!” atau “Di mana Engkau Tuhan, saat aku membutuhkan-Mu?” Kita harus tahu bahwa salah satu ciri daripada kasih Tuhan adalah lambat untuk marah, Ia panjang sabar. Lihatlah kesabaran-Nya dalam rencana keselamatan. Allah mengutus Musa kepada bangsa Israel, dan ditolak. Allah mengutus para nabi, dan mereka dilempari batu. Lalu Allah mengutus Yesus Kristus bukan dengan berjalan seperti seorang panglima tertinggi yang tidak boleh di jamah, bukan sebagai pribadi yang haus akan kekuasaan dan bukan juga seorang yang sibuk dengan pencitraan untuk diri-Nya. Yesus lahir di palungan, di tempat yang sangat sederhana namun Ia bertumbuh sebagai seorang Anak yang punya integritas, sifat Allah yang penuh Kasih begitu melekat pada diri-Nya. Dia menjamah orang-orang yang sakit kusta yang justru tabu untuk dijamah. Ia merangkul dan menolong orang-orang yang terbuang dari masyarakat. Ia membasuh kaki para murid-Nya yang kotor di ruang atas pada jam-jam terakhir dari hidup-Nya. Juru Selamat dunia itu mengizinkan tentara Herodes menampar dan meludahi-Nya, mengolok-olok, mengenakan mahkota duri di kepala-Nya dan memakukan kaki dan tangan-Nya di sebuah salib Romawi yang keji di Golgota di luar Yerusalem. Mengapa Allah mengizinkan ini terjadi? Karena Kasih Allah itu sabar. Seberapa sabarkah kita terhadap diri kita sendiri dan orang-orang lain? Saya percaya, jika Kasih Allah itu sudah kita alami dan tinggal di dalam kita, maka kita juga mampu mengasihi dengan kasih yang sabar.
KASIH ITU MURAH HATI
Kemurahan hati adalah kasih yang bertindak! Kemurahan hati adalah kemampuan untuk mengasihi sesama lebih dari yang pantas mereka terima. Seringkali kita berkata: “Saya mau lakukan yang besar untuk Tuhan,” apakah kita mau bermurah hati kepada anak-anak-Nya? Ketika kita mengetahui ada seorang suami meninggalkan isteri dan anak-anaknya yang masih kecil dalam kesulitan ekonomi,  lalu si isteri bekerja keras untuk membesarkan anak-anaknya dan tidak lama kemudian si isteri itu meninggal dunia. Bagaimana dengan anak-anaknya? Apakah kita hanya bisa bilang: “Kasihan ya” tanpa ada tindakan apa-apa? Atau ketika kita tahu ada puluhan juta orang miskin, orang sakit, orang yang teraniaya di negeri, apakah kita hanya sibuk mengkritik dan menyalahkan pemerintah tanpa kita bertindak menolong mereka. Coba kita cari tahu, ada berapa banyak orang miskin, orang yang menderita di gereja kita masing-masing? Lalu, setelah kita mengetahuinya; apa yang akan kita lakukan? Lonceng bukanlah lonceng sampai kita membunyikannya, lagu bukanlah lagu sampai kita menyanyikannya. Kasih yang ada di dalam hati kita tidak ditaruh di sana begitu saja, kasih bukanlah kasih sampai kita memberikannya karena: “Kasih itu murah hati.”
KASIH ITU TIDAK CEMBURU
Banyak terjadi perpecahan dalam rumah tangga, perpecahan dalam hubungan pertemanan, perpecahan dalam tubuh gereja dan lain-lain yang penyebabnya adalah cemburu dalam pengertian: iri hati. Pada umumnya seseorang akan mengkritik orang lain yang secara diam-diam ia cemburui. Saat kita merasa iri berarti kita siap menuai masalah, sebab kasih sejati itu tidak cemburu, tidak iri hati, dan tidak posesif. Saul tidak bisa mengendalikan rasa cemburunya pada Daud dengan bijak, padahal ia lebih tua dan dewasa. Saul tidak bisa menerima ketika Daud berhasil mengalahkan orang Filistin, dan perempuan-perempuan dari segala kota Israel menyanyi sambil menari-nari dengan bersuka ria dengan memukul rebana sambil berkata, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Hal itu membangkitkan amarah Saul, karena perkataan itu sangat menyebalkan hatinya. Saul berpikir, “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” (1 Samuel 18:8)
Sejak hari itu Saul selalu mendengki Daud, karena iri hati. Lalu ia mempergunakan kekuasaannya sebagai raja untuk membunuh Daud dengan menempatkan Daud pada tugas-tugas sulit yang taruhannya adalah nyawa Daud. Tapi Tuhan selalu menyertai dan melindungi. Alkitab mencatat, sejak saat Saul cemburu pada Daud hingga matinya, ia terus membenci Daud dan terus mencoba membunuh Daud. Saul dikuasai oleh kemarahan luar biasa karena gagal membunuh Daud. Hari-harinya dilewati dengan memikirkan bagaimana caranya membunuh Daud, tragis sekali. Semuanya berawal dari rasa iri dan cemburu yang merupakan kemarahan karena tidak memiliki apa yang orang lain miliki. Tapi kemudian berkembang menjadi kemarahan luar biasa dan tak terkendali. Malah kehidupan Saul dikendalikan oleh kebencian dan kemarahannya terhadap Daud. Apakah kita iri melihat orang tua kita lebih memperhatikan saudara kita? Apakah kita rela melihat bawahan kita lebih populer dari pada kita? Bisakah kita bersuka cita melihat seseorang yang baru memulai pelayanan tapi wilayah pelayanannya lebih luas dari pada kita? Kasih itu tidak cemburu.
KASIH ITU SANTUN
Kasih itu tidak pernah kasar, kasih itu tidak berlaku tidak senonoh. Ada seorang Kristen dan sudah di baptis Roh Kudus, mempunyai jabatan tinggi di gerejanya, tetapi ketika ia marah;  kata-katanya sangat menyakiti orang yang ia marahi. Bisakah dengan begitu kita mempersiapkan umat yang layak bagi-Nya? Apa salahnya menjadi orang yang santun ?
•  Menarik kursi dan mempersilahkan seorang yang lebih tua untuk duduk
•  Membukakan pintu mobil bagi istri; walaupun telah menikah selama dua puluh lima tahun,
•  Menguasai diri untuk tidak  berpakaian yang seronok
Adalah ekspresi  yang alamiah dari kasih yang santun. Kesopanan itu harus diajarkan, tidak didapat seperti suatu virus. Anak-anak di rumah  akan meneladani kesopanan yang kita terapkan;  di dalam masyarakat. Memang saat ini sikap sopan semakin sulit untuk ditemukan namun jika kita mengasihi anak atau cucu kita, maka kita harus mengajarkan kepada mereka untuk bersikap sopan dalam perkataan, perbuatan dan berpakaian dengan memberikan teladan. Kesopanan dapat menjadi suara kasih yang terjelas, karena kasih “tidak melakukan yang tidak sopan.”
KASIH ITU SETIA
Rasul Paulus menulis: “Kasih .... tidak mencari keuntungan diri sendiri.“ (1 Korintus 13:5). Kasih itu tidak bersikeras memaksakan caranya sendiri, karena kasih sejati itu tidak mengejar keuntungan dan keunggulan pribadi. Kisah Rut dan Naomi dalam Perjanjian Lama merupakan tanda puncak kesetiaan dalam Firman Allah. Rut adalah seorang kafir namun ia mendukung ibu mertuanya, Naomi di perbatasan Yehuda; sementara mereka akan masuk ke Betlehem yang artinya adalah rumah roti dan pujian.
Saat Rut melangkah masuk ke perbatasan itu, ia sedang berpindah ke dalam masyarakat Yahudi tanpa harapan untuk menikah lagi karena bangsa Yahudi tidak menikah dengan orang kafir. Namun saat itu Rut mengungkapkan sikap kesetiaan yang unik kepada ibu mertuanya, dengan mengetahui bahwa ia tidak bisa mengharapkan apapun di masa depan. Ia berkata: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” (Rut 1:16-17)
Itulah ekspresi kesetiaan! Dan saat ini kesetiaan sudah merupakan hal yang “langka”. Apakah kita berbuat baik kepada orang lain karena ada keuntungan pribadi atau karena mengasihi mereka secara tulus? Banyak rakyat kecewa karena sikap pejabat yang mencari keuntungan pribadi dan tidak setia kepada amanat rakyat. Bulan Agustus ini adalah bulan yang penting bagi bangsa Indonesia, karena pada tanggal 17 Agustus 2014 genap 69 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka sebagai suatu bangsa. Memang sebagai suatu bangsa, kita sudah merdeka, namun pertanyaannya apakah bangsa ini sudah  betul-betul sudah merdeka dari dosa? Merdeka dari kepahitan, kebenciaan, tawar hati, putus asa, ketakutan, pornografi, kehidupan seksual yang menyimpang seperti; gay, lesbian, transgender dan kebiasaan buruk lainnya?
Apakah kita sungguh-sungguh mau melayani bangsa ini agar merdeka dari dosa dan kebiasaan-kebiasaan buruk? Kekristenan tanpa kasih merupakan suatu “okultisme” lain, dan ketahuilah bahwa dunia tidak perduli dengan apa yang kita ketahui sampai mereka tahu bahwa kita perduli. Kasih tidak memiliki buku yang berisi daftar catatan tentang dosa dan kegagalan orang-orang lain, karena kasih mengampuni tanpa syarat dan sepenuhnya. Memang kasih sejati tidak selalu memiliki akhir yang bahagia, kasih sejati tidak memiliki akhir. Namun tetaplah mengasihi, karena “Kasih” adalah kunci untuk mempersiapkan “Umat yang layak bagi-Nya.” Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, amin! (FM)

Kamis, 21 Agustus 2014

ASAL MAU, PASTI BISA?




Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau (Yeremia 1:5) 



Seorang teman menawari saya ikut bisnis multilevel marketing (MLM). Saya menolak. Sederhana saja. MLM pasti menawar-nawarkan produk pada
orang, sedangkan saya paling tidak nyamamelakukan kerja pemasaran.
Teman saya berkomentar, "Ah, asal mau belajar, lama-lama pasti bisa."
Saya hanya tersenyum, meskipun sebenarnya ingin menangkis, "Memangnya, asal mau belajar, kamu juga bisa menjadi penulis seperti saya?"

Apakah firman Tuhan mendukung pendapat "asal mau belajar, kamu bisa melakukan apa saja" ini? Tentu tidak. Para penerjemah Alkitab New Century Version menyalin kalimat "Aku telah menguduskan engkau" dalam nats kali ini menjadi "Aku telah menyisihkan engkau untuk pekerjaan khusus." Pekerjaan khusus! Pernyataan Tuhan kepada Yeremia ini tentulah berlaku pula bagi kita semua. Ya, kita tidak diciptakan untuk menjadi ahli segala sesuatu; kita diciptakan untuk menjadi spesialis bidang tertentu. Dan, jika Tuhan menyiapkan pekerjaan khusus, Dia pasti juga memperlengkapi kita dengan kecakapan untuk
melakukannya, bukan?

Jadi, tantangan kita masing-masing ialah menemukan pekerjaan khusus yang disiapkan Tuhan bagi kita. Untuk mengetahuinya, kita dapat menjalani tes penelusuran minat dan bakat. Kita dapat pula mencermati kembali perjalanan hidup kita: bidang apa yang benar-benar kita sukai, yang mampu kita kerjakan dengan kecakapan istimewa, dengan
hasil yang memuaskan hati? Jika kita menekuni bidang tersebut, dan mendayagunakannya untuk melayani Tuhan dan sesama, kita akan
menemukan kepuasan sejati dalam bekerja

 

Senin, 04 Agustus 2014

Berubahlah ..... ( Permintaan dari Tuhan Yesus )




sumber:  Sahabat Doa



AnakKu,

Setiap malam kau berdoa padaKu,
untuk memberikan kekuatan kepadamu,
supaya kamu bisa lebih kuat.

Lebih kuat dalam apa?
Membalas orang-orang yang telah menindasmu?
Menyakiti orang-orang yang pernah menyakitimu?

AnakKu,
pernahkah kamu bertanya?
Mengapa kekuatan seperti itu tak pernah Kuberikan padamu?

Karena untuk menyakiti orang lain, tepat sekali!
Dia yang akan kausakiti itu juga anakKu yang lain.
Aku menyayanginya sama seperti Aku menyayangimu.

AnakKu,
seringkali kamu meminta orang itu untuk berubah.
Berubah sesuai dengan apa yang kamu mau.
Mengapa tidak kausuruh saja
angin untuk berubah arah,
atau sungai untuk membalikkan alirannya?
Atau mengganti cuaca dalam sekejap?

Ketahuilah anakKu,
Aku-lah yang akan mengubahkan mereka.
Aku-lah yang akan bertanggung jawab atas diri mereka.
Kamu cuma perlu mengubah dirimu sendiri,
tidak usah pedulikan orang lain.
Karena kamu hanyalah manusia.
Arah angin, cuaca dan aliran sungai pun tidak bisa kau ubahkan.
apalagi hati sesamamu.

Cukuplah kamu berubah sesuai dengan citraKu.
Orang lain yang melihat, orang lain yang menilai.
Dan orang lain akan terinspirasi.
Sisanya adalah tanggung jawabKu.

AnakKu,
ubah dirimu sendiri terlebih dulu
untuk menunjukkan kepada dunia gaya hidupmu yang baru,
gaya hidup Kristus.
Itulah bentuk tanggung jawabmu.



Kamis, 31 Juli 2014

BERSYUKUR SELALU






Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. (Keluaran 15:1)



BERSYUKUR SELALU

Bersyukur selalu bagi kasihMu
di dalam hidupku
Takkan ku ragu atas rencanaMu
tuk masa depanku

Sbagai Bapa yang baik
takkan pernah Kau melupakanku
Sbagai Bapa yg sangat baik
takkan pernah Kau meninggalkanku

Reff:
Ku kan menari dan bersuka
karnaMu oh Yesusku
dan ku kan minum airMu
bagai rusa rindu selalu
ku hidup dalamMu
dan hidupMu di dalamku
Oh Yesusku
Kau sangat kucinta



Bangsa Israel sangat bersukacita saat mereka dilepaskan dari tanah perbudakan di Mesir. Tempat yang selama ini membuat mereka menderita, penuh dengan cambuk dan tendang. Tiada henti-hentinya mereka menyanyikan ucapan syukur bagi yang Mahatinggi. Mereka bisa melihat bahwa Allah memperhatikan penderitaan dan rintihan kesakitan mereka.Mereka bersorak dan berseru mengagungkan nama Tuhan. 

                         
Tetapi, pada saat mereka dibawa melewati padang gurun, mereka mulai bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Puji-pujian dan ucapan syukur dalam sekejap hilang dari bibir mereka dan digantikan dengan sungut-sungut. Mereka hanya melihat Tuhan ada saat segala sesuatu terasa baik dan menyenangkan. Mata mereka tertutup saat mereka mulai bosan dan tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.




Ketika segala sesuatu dalam kehidupan kita baik-baik saja dan terjadi hal-hal yang membanggakan kita, penuh berkat melimpah dan sukacita, kita akan dengan mudah mengucap syukur dan memuji Allah.
Tetapi jika doa-doa kita sepertinya tidak dijawab, Allah seperti diam dan mengizinkan kegagalan menghampiri hidup, bisakah kita tetap mengucap syukur dan memuji Dia?
Hal seperti itu sering terjadi dengan kita. Kita sering diperhadapkan dengan hal-hal yang pelik, segalanya berantakan, dan hidup terasa sulit. Seakan Tuhan tidak ada. Tidak terlihat sedikitpun pengharapan akan adanya pemulihan. Dalam keadaan seperti itu, masih bisakah kita memuji Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan? Masihkah sukacita kita meluap? 




                   

Senin, 28 Juli 2014

HANYA DEKAT ALLAH SAJA AKU TENANG



sumber:  Sahabat Doa...


Setiap orang mendambakan ketenangan dalam hidup ini. Tetapi sayangnya, banyak orang mencari ketenangan dengan cara yang salah. Uang, jabatan, dan berbagai kesenangan dunia lainnya.., seringkali dikejar banyak orang demi sebuah “ketenangan” jiwa

Banyak orang berpikir, dengan memiliki banyak uang, memiliki jabatan dan kedudukan yang terhormat, dan segala harta kekayaan lainnya..maka hati dan jiwa mereka akan tenang dan hidup bahagia


Tetapi sesungguhnya, ketenangan yang sejati hanya terletak pada kedekatan kita dengan Tuhan dan seberapa dekat kita mengenalNya..

Ketenangan yang sejati, akan kita rasakan ketika kita mengenal Tuhan sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan kita..


Orang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti orang yang hidup tanpa masalah. Karena Jika demikian, kita tidak akan pernah belajar menjadi kuat serta dewasa. Dan Kita tidak bisa menjadi pemenang, tanpa perjuangan.


Tetapi orang yang hidup dekat dengan Tuhan adalah orang yang yang tetap memiliki ketenangan sekalipun di tengah pergumulan, karena ia kenal siapa Tuhan yang ia percaya..

Ketenangan adalah sikap yang muncul dari keyakinan bahwa TUHAN sepenuhnya memegang kendali atas hidup kita.


TUHAN ada di tengah segala sesuatu yang telah, yang sedang dan yang akan terjadi..!!

So, jika anda mendambakan ketenangan…., kuncinya “jangan jauh-jauh dari Tuhan..!!”



"Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripadaNyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. » (Mazmur 62:2-3)..


Sabtu, 19 Juli 2014

MELAYANI ANAK-ANAK



Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki salah seorang dari anak-anak ini hilang (Matius 18:14)

 
Hans dan Paula, suami istri yang berkonsentrasi pada pelayanan anak, mengemukakan sebuah penghitungan statistik, bahwa saat ini populasi anak-anak di seluruh dunia, adalah yang terbanyak dari masa-masa sebelumnya. Ada banyak anak anak di dunia, yang belum mendengar tentang Kristus!

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk terus bekerja membagikan Injil, sebab masih banyak "domba tersesat" yang perlu diselamatkan, khususnya anak-anak.

Di Indonesia sendiri, bukankah jumlah anak-anak juga begitu besar untuk kita layani? Maka seperti Yesus berbelas kasih melihat lima ribu jiwa "kelaparan" di padang, kita pun perlu turut bekerja memberi mereka "makan", yakni Injil itu sendiri, bahwa "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Dia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci"
(1Korintus 15:3,4).

Jika kita adalah seorang pelayan anak, sudahkah pengajaran yang kita sampaikan membuat anak-anak sungguh meminta Kristus memimpin hidup mereka? Tak sekadar mereka pintar menghafal cerita Alkitab dan menyanyi lagu rohani? 

Jika kita adalah orangtua, sudahkah anak-anak kita sungguh-sungguh menerima Kristus untuk masuk dan bertakhta di hati? Jika kita menyebut diri "murid Kristus", sudahkah anak-anak yang tinggal di sekeliling kita mendengar berita tentang keselamatan
yang ada di dalam Dia? Tuhan tak ingin "seorang pun dari anak-anak ini hilang" (ayat 14). 

Sudahkah anak-anak yang ditempatkan Tuhan di sekitar kita mendengar Injil yang menyelamatkan itu?


ANAK-ANAK HARUS DENGAR BERITA YANG MEMBUKA PINTU SURGA, KARENA ANAK-ANAK ADALAH PEMILIK SURGA
       

Jumat, 18 Juli 2014

LEMAH LEMBUT





Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi (Matius 5:5)


                            
Ketika pertengkaran hebat terjadi antara ayah dan putranya, Frans ........ sampai keluar kalimat dari ayahnya "Kalau kamu tidak bertobat, tinggalkan rumah ini!" seru ayahnya kepada, anaknya, yang terlibat pergaulan bebas. Frans langsung minggat. Menyewa indekos.
 Suatu malam ayahnya ditelepon seseorang. "Anakmu ada di penjara. Ia terlibat perdagangan narkoba!" Segera sang ayah mencarinya di penjara, tetapi anaknya tidak ada di situ.
Ternyata berita telepon itu salah sambung. Maka, sang ayah ber-usahamencari tempat kos Frans. Menjelang subuh baru ketemu. Anaknya itu sedang tidur. Ia masuk ke kamarnya, berlutut dan memeluknya, lalu berkata: "Frans, kamu baik-baik saja, kan? Ayah sayang pada-mu!"
Ketika Frans melihat kelemahlembutan ayahnya, hatinya pun tersentuh. Ia pun pulang dan bertobat.
 
Kelemahlembutan kadang dipandang sebagai kelemahan. Orang lebih sukabersikap keras untuk menunjukkan kuasa dan wibawa. Padahal kelemahlembutan lebih ampuh!
 Ketika Paulus ber-kunjung ke Tesalonika, para lawannya telah menghasut jemaat. Paulus dituduh gagal menjalankan misinya, sehingga dianiaya di Filipi. Menghadapi hasutan itu, Paulus tidak bersikap keras dengan menunjukkan otoritasnya sebagai rasul. Ia tidak menghabisi para lawannya, atau membesarkan diri untuk merebut simpati. Namun, ia bersikap seperti ibu yang mengasuh anaknya. Lemah lembut. Berusaha mendengar dan memahami kebutuhan mereka. Belajar merendah dan melayani. Sikap itulah yang membuatnya disegani.
 
Apakah Anda dikenal sebagai orang yang kasar atau lemah lembut? Pemarah atau mudah mengalah? Suka memotong pembicaraan atau membiarkan orang lain berbicara?  Jika Anda mau dihormati, terapkan kelemahlembutan
 

KELEMAHLEMBUTAN ADALAH SENJATA UNTUK MENGALAHKAN HATI YANG KERAS

Kamis, 17 Juli 2014

DOA BAGI BANGSA





Ya Tuhan, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru! (Mazmur 20:10)



                          
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita terkadang gamang menyaksikan fenomena yang terjadi di negara ini. Banyak pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi teladan dan panutan rakyat, tetapi satu demi satu menunjukkan kerakusannya demi kekuasaan. Kita pun menjadi galau dengan masa depan bangsa ini. Akan mewarisi apa kelak anak cucu kita? Utangkah? Kemiskinankah? Atau apa? 
Akan tetapi, kalau ditanya balik, apa sumbangan positif kita untuk bangsa ini? Kita akan gagap menjawabnya. Malahan kita balik bertanya, siapakah saya ini, sehingga dapat memberikan sesuatu yang positif? Apakah memang benar, kita tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk bangsa kita? Saya kira tidak. Sekecil apa pun, kita bisa berperan dan memberikan sumbangan positif pada bangsa ini, asal mau. 
Mulailah dengan berdoa, baik secara pribadi, maupun menggalang rekan-rekan di persekutuan. Namun, jangan asal berdoa. Bukankah doa "klasik" kita setiap minggu di gereja, tetapi berdoa agar Tuhan memberikan hikmat kepada pemimpin negara agar bisa memimpin rakyat dengan bijaksana?  Mazmur ini merupakan doa umat agar Allah melindungi raja.  Tujuannya bukanlah untuk meminta pengampunan dosa, melainkan untuk mencari perkenan Allah. Ketika Allah merespons, Dia akan menyatakan kehadiran dan perkenan-Nya dengan memberikan kemenangan kepada raja. 

DALAM KEADAAN KRITIS, BUKAN MENGELUH YANG DIPERLUKAN. MENGELUH JUSTRU MEMBUAT KITA LETIH DAN TAK MAMPU MEMBERI ARTI.




Selasa, 15 Juli 2014

BERNYANYILAH!



Pujilah Tuhan! Sebab baiklah memuji Dia, dan menyenangkan untuk menyanyikan pujian bagi-Nya! (Mazmur 147:1)




Bernyanyi melatih jantung dan paru-paru, serta melepaskan endorfin yang membuat kita merasa senang. Bernyanyi juga meningkatkan kapasitas paru-paru, memperbaiki postur tubuh, dan membersihkan saluran pernapasan. Bernyanyi itu baik untuk kesehatan.  
Jika kita  bernyanyi dengan benar, maka kesehatan perut dan otot-otot punggung dapat terjaga dengan baik. Menurut sebuah penelitian, bernyanyi juga dapat meningkatkan jumlah protein dalam sistem kekebalan tubuh.
Pemazmur juga demikian, bahkan lebih dari itu, bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, ia menggarisbawahi bahwa bernyanyi juga baik bagi kehidupan rohani kita. 

Pemazmur menggambarkan bernyanyi sebagai baik, menyenangkan, dan indah. Baik karena merupakan salah satu bentuk pujian kepada Tuhan, suatu ibadah. Tuhan sendirilah tujuan dan pusat seluruh pujian kita (ayat 1, 7). 
Menyenangkan karena mendatangkan  sukacita; memuji dan mengagungkan Tuhan akan mendatangkan kesenangan surgawi bagi orang kudus. 
Indah atau layak karena sudah selayaknya kita menghormati Sang Pencipta. Sebagai umat yang diciptakan menurut rupa dan gambar-Nya, ketika kita menghormati Tuhan, sesungguhnya kita juga sedang menghargai dan mensyukuri kehidupan yang dikaruniakan-Nya.
Nyanyian pujian  selalu hadir dalam ibadah bersama umat Tuhan. Namun, apakah kita secara pribadi juga mengembangkan kebiasaan untuk menyanyikan pujian bagi Dia? Bagaimana kalau mulai hari ini kita berkomitmen untuk menyanyikan paling tidak satu lagu pujian setiap hari?
 


SUDAHKAH KITA MENAIKKAN  PUJIAN YANG LAYAK BAGI TUHAN ??

Minggu, 13 Juli 2014

UNTUK SEGALA SESUATU ADA SAATNYA


 Foto: ~ <3 Untuk Segala Sesuatu Ada Saatnya <3 ~

Shalom sahabat-sahabat yang dikasihi Tuhan,

Alkitab mencatat dalam Pengkhotbah 3:1-8,
bahwa:

"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;

ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;

ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;

ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;

ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai."

Oleh karena itu;

Jika DERITA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang KETEGARAN akan lebih indah dikenang nanti.

Jika KESEDIHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak DINIKMATI saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jika LUKA dan KECEWA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang KETABAHAN dan KESABARAN adalah lebih utama.

Jika KEBENCIAN dan KEMARAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang MENAHAN DIRI adalah lebih berpahala.

Jika KESALAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang BERTOBAT itu lebih utama.

Jika HARTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang KEDERMAWANAN justru akan melipat gandakannya.

Jika KEPANDAIAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta MEMIMPIN dunia agar sejahtera.

Jika CINTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang MEMBERI akan lebih banyak menuai arti.

Jika BAHAGIA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang BERBAGI akan membuatnya lebih bermakna.

Jika HIDUP akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak KEBAIKAN bisa DICIPTA.

Tuhan Yesus memberkati anda selalu, AMIN.
Sumber: Sahabat Doa...



Pengkhotbah 3:1-8,


"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;

ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;

ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;

ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;

ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai."

Oleh karena itu;

Jika DERITA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang KETEGARAN akan lebih indah dikenang nanti.

Jika KESEDIHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak DINIKMATI saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jika LUKA dan KECEWA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang KETABAHAN dan KESABARAN adalah lebih utama.

Jika KEBENCIAN dan KEMARAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang MENAHAN DIRI adalah lebih berpahala.

Jika KESALAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang BERTOBAT itu lebih utama.

Jika HARTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang KEDERMAWANAN justru akan melipat gandakannya.

Jika KEPANDAIAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta MEMIMPIN dunia agar sejahtera.

Jika CINTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang MEMBERI akan lebih banyak menuai arti.

Jika BAHAGIA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang BERBAGI akan membuatnya lebih bermakna.

Jika HIDUP akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak KEBAIKAN bisa DICIPTA.

Tuhan Yesus memberkati anda selalu, AMIN.