Selasa, 30 Maret 2021

Berjaga dengan Yesus

 SELASA, 30 MARET 2021


“Berjaga dengan Yesus”


BACAAN PAGI: Mazmur 43:1-5

BACAAN MALAM: Matius 26:69-75


Matius 26:38

Lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”


Yesus sedang bergumul di Taman Getsemani. Dunia dengan segala isinya sedang dipertaruhkan. Ia berjuang sekuat tenaga menggumuli berbagai konsekuensi dahsyat yang harus ditanggung-Nya, yang sesungguhnya tidak dapat dipahami seorang pun, apalagi untuk ditanggung bersama dengan-Nya. Itulah cawan pahit yang dimaksudkan Yesus. Ingin sekali Ia melepaskan cawan itu jika mungkin, tetapi harus diminum-Nya sampai tetes-tetes yang terakhir. Ironisnya, tidak jauh dari tempat di mana Ia sedang bergumul, murid-murid-Nya malahan tertidur lelap. Pada saat yang sedemikian mendebarkan, di mana nasib seluruh isi dunia termasuk para murid itu sedang genting, mereka malah tidak berjaga-jaga bersama Dia. Hanya sendirian Yesus berjaga, bergumul sampai menang bulat dalam penaklukkan diri penuh kepada rencana penyelamatan Allah untuk manusia. Untuk kita, manusia yang tak sanggup bersiaga bahkan untuk diri sendiri.


“Jadilah kehendak-Mu!” (42) Itulah kebulatan tekad kemenangan Yesus. Ia tidak berdoa supaya yang diinginkan-Nya menjadi kenyataan. Yesus tidak memutlakkan kehendak-Nya, tetapi berserah kepada Tuhan, Bapa-Nya. Bukan kepentingan-Nya yang Ia perjuangkan, tetapi kepentingan Bapa-Nya dan kepentingan kita, umat manusia. Tiga kali Yesus mendoakan hal yang sama, tanda begitu serius Ia menggumuli, memohonkan, menghayati apa yang didoakan-Nya. Tiap kali Ia mendoakan, Ia sadar benar akan dahsyatnya penderitaan yang harus Ia tanggung. Tiap kali Ia mendoakan, Ia mengaku ketakutan dan keinginan diri-Nya lepas dari cawan pahit penderitaan. Namun tiap kali pula Ia semakin mempertautkan diri kepada rencana kehendak Bapa. Ia menegarkan komitmen-Nya untuk tunduk sepenuhnya kepada kehendak Allah, betapa pun sulit dan dahsyatnya hal itu. Kemenangan Yesus di Getsemani itulah yang menghasilkan Golgota, Gunung Batu Keselamatan kita. Ya, salib di Golgota itu telah menjadi Gunung Batu Keselamatan kita dan seisi dunia dengan taruhan nyawa Yesus! Tanpa salib Golgota, kita tak akan pernah menjadi instrumen rencana Allah bagi dunia ini. Kiranya nafas hidup kita senantiasa sepadan dengan doa Yesus di Getsemani. Karena itu, mari “Ikutlah Yesus!” Amin!


Doa: 🙏

“Kiranya nafas hidupku sepadan dan terpaut senantiasa dengan pergumulan dan doa-Mu di Getsemani, ya Yesus: Jangan kehendakku Bapa, kehendak-Mu jadilah! Amin!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar