Rabu, 31 Maret 2021

Anak daru=i yang Terpuji

 RABU, 31 MARET 2021


“Anak dari Yang Terpuji”


BACAAN PAGI: Mazmur 56:1-12

BACAAN MALAM: Yohanes 18:28-38a


Markus 14:61

Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?”


Yesus telah ditangkap sebagai seorang pelaku kejahatan, dan sedang diajukan ke persidangan Sanhedrin, Mahkamah Agama Yahudi. Semuanya serba janggal dan tidak biasa. Dilakukan buru-buru pada malam hari. Dicari-cari kesaksian palsu untuk memberatkan. Ditawarkan suap kepada pendakwa supaya bisa mendakwa Yesus, dan ditakut-takuti bila tidak bersedia. (55-56) Yesus dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan menjerat, namun tetap diam seribu bahasa. Tidak ditemukan kesalahan yang bisa dituduhkan ke atas-Nya. Para imam kepala dan tua-tua dijadikan pengusut yang memimpin kejahatan dan memutarbalikkan keadilan. Bahkan Imam Besar, Kayafas, bangkit berdiri dengan marah, berpura-pura bahwa dia berlaku jujur dan adil, tetapi sesungguhnya berusaha merancang jerat supaya bisa mendakwa Yesus. (Luk 11:53-54; 20:20) Ia menyebut “Yang Terpuji” sebagai gelar khusus bagi Allah untuk menunjukkan bahwa ia seorang Yahudi yang takut akan Allah. Namun ketika perkataan Imam Besar kepada-Nya sebagai Mesias, langsung disambut Yesus dengan pengakuan membenarkan diri-Nya bahwa memang sesungguhnya Ia adalah Mesias.


Atas pengakuan Yesus inilah Imam Besar menuduh-Nya sebagai seorang penghujat Allah. (63) Ia lalu mengoyakkan jubah kebesarannya. Perkataan Kayafas itu mempunyai dua sisi. Baginya selaku orang Yahudi merupakan penghujatan kepada Allah, namun bagi Yesus adalah penggenapan nubuat diri-Nya. Maka dengan penuh keagungan dan kemuliaan Yesus menyatakan kebenaran tersebut, walau tidak sesuai dengan penampilan-Nya pada saat itu. Sebaliknya melalui penghinaan yang begitu pekat, seberkas sinar kemuliaan telah memancar dari Imam Besar walau lahir dari kebencian. Pengakuan Yesus ini mengejutkan sidang Mahkamah. Kayafas selaku Ketua Mahkamah telah memberikan penghakiman terlebih dahulu, padahal seharusnya dia adalah orang terakhir yang memberikan suara. Dengan mengoyakkan jubahnya sendiri, Kayafas telah menggenapi koyaknya jabatan imam dirinya, seperti halnya juga koyaknya tirai Bait Allah saat kematian Yesus. Semuanya telah digenapi secara terbuka. Jerat kejahatan bagi Yesus merupakan pembuktian bahwa Ia tidak bersalah, sekaligus juga kesempatan bagi Yesus menyatakan diri-Nya. Ia memang harus dihukum mati sebagai tebusan dosa dunia. Mari, “Ikutlah Yesus!” Amin!


Doa: 🙏

“Ya Tuhan Yesus, sungguh Engkau adalah Mesias, Anak dari Yang Terpuji. Penuhilah kiranya juga penggenapan nubuat dan rencana keselamatan-Mu bagi seisi dunia ini. Amin!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar