Senin, 29 Maret 2021

Kelembutan Hati Orang Benar

 KELEMBUTAN HATI ORANG BENAR

Senin, 29 Maret 2021

Bacaan Firman : Amsal 29:1-7

Nats Alkitab : “Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi” (ay. 1).


Menyatakan pendapat secara keras atau bahkan dengan bersitegang seringkali kita lakukan untuk mempertahankan kebenaran kita, dan memberikan pernyataan bahwa pendapat orang lain adalah salah. Secara duniawi, tindakan tersebut sepertinya menjadi suatu tindakan wajar yang dapat dimaklumi. Namun firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita tentang hati yang bijak untuk menyatakan dan hidup dalam kebenaran sebagaimana firman Tuhan : “Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi” (ay. 1).


Kebenaran merupakan bagian kehidupan yang harus selalu ditunjukkan dan dinyatakan di dalam kehidupan. Namun firman Tuhan mengajarkan bahwa setiap orang percaya harus mendasarkan kebenarannya pada Tuhan di bawah pimpinan Roh Kudus dan bukan mendasarkan pada kebenaran dirinya sendiri sebagaimana firman Tuhan : “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman” (Yohanes 16:8). Kebenaran bukan sesuatu hal yang harus diperdebatkan, dipertahankan sampai bersitegang, atau harus dibuktikan dengan menyatakan orang lain bersalah. Tetapi kebenaran haruslah menjadi bagian kehidupan orang percaya yang harus ditegakkan, dinyatakan dan ditularkan kepada orang lain. Setiap orang percaya harus mempunyai kelembutan hati untuk mempercayakan segala sesuatu pada kuasa firman Tuhan, termasuk ketika kebenaran yang disampaikannya ditolak. Firman Tuhan menyatakan secara jelas tata cara untuk menyatakan kebenaran, sebagaimana firman Tuhan : "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai” (Matius 18:15-17). Ketika kebenaran, teguran dan penginsafan Roh Kudus ditolak, bahkan seseorang mengeraskan hatinya terhadap kebenaran Tuhan, maka firman Tuhan menyatakan dengan jelas, ‘mereka diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi” (ay. 1). Kata ’diremukkan’ berasal dari kata Ibrani ‘sabar’ yang berarti kesempatan atau waktu Tuhan untuk membuat berbalik. Dengan demikian, apabila kita menjumpai seseorang memiliki kekerasan hati untuk menolak kebenaran atau teguran, maka kita harus menyadari bahwa penyelesaian hal tersebut merupakan kewenangan dan kekuasaan Tuhan. Dengan kuasa, waktu, kesabaran dan kasihNYA, Tuhan pasti akan bertindak untuk menyatakan kebenaranNYA.

Marilah terus belajar untuk memiliki kelembutan dan kerendahan hati, agar kebenaran yang ada di dalam kehidupan kita tetap dapat menjadi berkat dan bukan menjadi batu sandungan bagi orang lain karena kekerasan hati kita untuk mempertahankannya menurut kebenaran kita sendiri, sebagaimana firman Tuhan : “Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat” (ay. 2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar