Sabtu, 20 Maret 2021

Kejujuran di hadapan Tuhan

 KEJUJURAN DI HADAPAN TUHAN

Sabtu, 20 Maret 2021

Bacaan Firman : Amsal 11:1-15

Nas Alkitab : “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya. Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut” (ay. 3-4).


Kejujuran menjadi dambaan setiap orang, sekaligus menjadi hal langka yang diperoleh di dunia ini. Namun firman Tuhan mengingatkan kembali bahwa kejujuran merupakan sesuatu hal yang sangat dikehendaki Tuhan untuk dimiliki oleh orang-orang percaya. Bahkan secara tegas firman Tuhan mengingatkan bahwa ketika kita tidak jujur di hadapan Allah, maka hal itu merupakan kekejian di hadapan Tuhan, sebagaimana firman Tuhan : “Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat” (ay. 1). Hidup dalam kejujuran merupakan hal yang diperkenan Tuhan dalam kehidupan.


Kejujuran berasal dari kata Ibrani “yashar” yang berarti hidup dalam kebenaran, lurus sesuai aturan, menghargai hak-hak yang dimiliki orang lain, mau berlaku adil bagi sesama, dan berusaha membuat kesejahteraan bagi semua. Pengertian di atas jelas mengungkapkan bahwa kejujuran bukanlah berorientasi hanya kepada diri pribadi semata-mata, tetapi justru mengarahkan hidupnya kepada pengutamaan kepentingan orang lain, baik menghargai hak orang lain, memperlakukan keadilan bagi orang lain, bahkan juga memikirkan kesejahteraan dan kebaikan orang lain juga. Oleh karenanya firman Tuhan menegaskan bahwa seseorang yang mau hidup jujur harus memiliki ketulusan hati dan tidak mau hidup dalam kecurangan, sebagaimana firman Tuhan : “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya” (ay. 3). Seorang yang jujur, hidupnya tidak berorientasi hanya kepada harta semata-mata atau materialistik, tetapi juga menghargai kebenaran, kekekalan dan rohaniah, bahkan dia juga memahami mengenai keterbatasan dan kefanaan kehidupan dunia ini sehingga pada akhirnya kehidupan diarahkan kepada perkenan Tuhan, dan hidup yang mampu menjadi saksi Tuhan sebagaimana firman Tuhan : “Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut” (ay. 4). Seorang yang jujur juga dilandasi oleh keberanian untuk hidup dalam kesalehan. Seorang yang hidup saleh akan mendasarkan keseluruhan hidupnya pada ketaatan akan firman Tuhan, dan takut akan Tuhan dengan meniadakan kemunafikan sehingga apa yang dilakukan merupakan ketulusan hati untuk menghambakan diri karena sedemikian besar kasih yang dimilikinya kepada Tuhan. Jalan kehidupan seorang yang saleh, akan selalu dipimpin, dan dituntun Tuhan sebagaimana firman Tuhan : “Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya. Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya” (ay. 5-6). 


Marilah terus belajar hidup dalam kejujuran di hadapan Allah, karena selain menjadikan hidup kita berkenan di hadapan Tuhan, kejujuran juga menjadi berkat bagi banyak orang sebagaimana firman Tuhan :” Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya” (ay. 10-11).

------- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar